Mengenal Emping, Makanan Oleh-oleh Menes Pandeglang, Berbahan Biji Melinjo, Dimasak Menggunakan Pasir Panas

- 14 Juni 2021, 14:12 WIB
Emping, makanan oleh-oleh khas Menes, Pandeglang.
Emping, makanan oleh-oleh khas Menes, Pandeglang. /website dpmptsp.bantenprov.go.id

KABAR BANTEN - Emping, merupakan salah satu makanan Oleh-oleh khas Menes Pandeglang, yang berasa dari biji melinjo.

Biasanya, masyakarat Menes Pandeglang, menyebut biji Melinjo yang merupakan bahan dasar emping, dengan sebutan biji Tangkil.

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman website dpmptsp.bantenprov.go.id Emping ini, merupakan olahan pangan masyarakat Indonesia yang biasa dijadikan sebagai teman lauk seperti kerupuk.

Baca Juga: Emping Hingga Dekorasi Rumah, Provinsi Banten Ekspor Produk Senilai USD 59,17 Juta

Namun, dengan berbagai ide-ide kreatif para pelaku UMKM, emping juga bisa dinikmati sebagai makanan camilan dengan berbagai varian rasa, termasuk dipadu padankan dengan gula aren.

Sebagai makanan tradisional, emping ini termasuk makanan yang bisa dijadikan Oleh-oleh karena termasuk kedalam tipe makanan yang awet meski tanpa bahan pengawet.

Emping bisa awet ber hari-hari bahkan ber bulan bulan baik yang masih mentah ataupun yang sudah digoreng.

Awet nya emping ini, karena setelah proses pembuatan, emping tidak bisa langsung disantap, tetapi harus di jemur terlebih dahulu dibawah teriknya sinar matahari hingga benar-benar keras.

Cara pembuatan emping juga masih sangat tradisional, dan biasanya dibuat oleh para ibu-ibu, termasuk gadis-gadis remaja sudah bisa membuat emping.

Baca Juga: Berdayakan Warga, Unbaja Gelar Workshop Pengolahan Limbah Cangkang Melinjo

Tahap pertamanya membuat emping yang pastinya menyiapkan biji melinjo terlebih dahulu, yang sebelumnya dipisahkan dari cangkang biji atau tangkil.

Setelah terpisah dari kulit biji melinjo atau klut tangkil, biji tersebut disangrai (oseng-oseng) terlebih dahulu, diwajan yang berisi pasir.

Api untuk memasak biji melinjo tersebut juga bukan menggunakan kompor gas, melainkan dengan menggunakan hau (alat masak tradisional penghasil api terbuat dari tanah liat, berbahan bakar kayu).

Setelah biji melinjo tersebut panas, maka biji tersebut langsung ditutug (dipukul) menggunakan tutugan (batu khusus untuk memukul) biji emping hingga kulit biji terpisah dengan buah biji yang di dalamnya.

Ingat, biji melinjo yang ditutug (pukul) hari benar-benar dalam keadaan panas, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap lebarnya emping.

Baca Juga: Ada Makanan hingga Paket Ibadah, Perusahaan Pembiayaan Ini Beri Bantuan untuk Anak-anak Indonesia

Dalam proses penutugan (pemukulan) sendiri, tidak sembarang menutug, terdapat teknik tersendiri hingga membuat biji melinjo tersebut menjadi emping yang benar-benar tipis.

Setelah menjadi emping yang benar-benar tipis, emping tersebut disusun satu per satu ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu atau kayu.

Emping yang sudah tersusun rapi tersebut, lalu segera di jemur di bawah sinar matahari terik hingga emping tersebut benar-benar kering dan keras.

Nah, bila anda ingin menemukan emping, tidak hanya ke Menes, di pasar-pasar tradisional di Banten emping mudah ditemukan.

Bahkan, dengan era digital ini, emping mudah sekali anda temukan di berbagai platform digital atau market place.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: dpmptsp.bantenprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x