Mengenal Keraton Kaibon Banten, Dibangun Untuk Ratu Aisyah, yang Gerbangnya Dijadikan Logo Kota Serang

- 9 Agustus 2021, 13:00 WIB
Gerbang pintu masuk Keraton Kaibon, tempat tinggal Ibunda Sultan Banten Ke-21 Sultan Muhammad Syafiuddin terletak di wilayah Kota Serang.
Gerbang pintu masuk Keraton Kaibon, tempat tinggal Ibunda Sultan Banten Ke-21 Sultan Muhammad Syafiuddin terletak di wilayah Kota Serang. /cagarbudaya.kemdikbud.go.id/

KABAR BANTEN - Keraton Kaibon merupakan keraton kedua di Banten setelah Keraton Surosowan.

Keraton Kaibon ini letaknya tidak jauh dari masjid Agung Banten tepatnya di Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Keraton Kaibon sendiri, dibangun pada masa Kesultanan Banten (periode Islam) tahun 1815.

Jika ditinjau dari namanya 'Kaibon' yang memiliki arti keibuan, Keraton Kaibon ini dibangun untuk Ibunda sang Sultan yakni Ratu Aisyah.

Baca Juga: Kesaktian Ayam Jago Sultan Hasanuddin, Penakluk Raja Sunda Prabu Pucuk Umun, Dimulainya Kesultanan Banten

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman BPCB Banten, Ratu Aisyah merupakan istri dari Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussholihin, yang merupakan Sultan ke-16 yang memerintah Banten pada 1799-1801.

sebagai Sultan ke-16, Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussholihin, memerintah Banten dalam waktu yang relatif singkat.

Karena Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussholihin yang merupakan ayah dari Sultan Muhammad Syafiuddin wafat.

Sehingga, kedudukannya digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Syafiuddin
(disebut sebagai Sultan ke-21) yang masih berusia lima tahun.

Baca Juga: Mengenal Mahkota Sultan Banten, Pusaka Bertatahkan Batu Mulia, Bermotif Floral Penanda Perkembangan Islam

Sementara, berhubung putranya masih sangat kecil, oleh karenanya sebagaimana informasi dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, pemerintahan sementara waktu dipegang oleh sang ibunda.

Dalam BPCB Banten, Sultan Muhammad Syafiuddin yang disebutkan sebagai Sultan Ke-21 ini di berkuasa sejak 1809-1813.

Berbeda dengan Keraton Surosowan yang dijadikan sebagian pusat pemerintahan, Keraton Kaibon ini dibangun sebagai hunian atau tempat tinggal sang Ibunda.

Keraton Kaibon ini masih digunakan hingga masa pemerintahan Bupati Banten pertama yang mendapat dukungan dari Belanda yakni Aria Adi Santika sebagai pengganti Kesultanan Banten yang dihapuskan oleh Belanda pada 1816.

Baca Juga: Mengenal Lada Banten, Alat Diplomasi Para Sultan, Disebut Tome Pires Lebih Istimewa Dibanding Cochin India

Selanjutnya, pada 1832, Keraton Banten yang juga disebut sebagai Benteng Surosowan pun dihancurkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Dalam laman p2k.itbu.ac.id, awal mula dihancurkan Keraton Kaibon karena sebelumnya Sultan Muhammad Syafiuddin menolak proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, serta pelabuhan armada Belanda di teluk lada.

Bukan hanya menolak, bahkan Sultan Muhammad Syafiuddin memancung kepala Puy yang merupakan utusan Gubernur Jenderal Daen Dels yang membuat pimpinan Belanda tersebut marah besar hingga akhirnya menghancurkan Keraton Kaibon.

Berbeda dengan Keraton Surosowan yang hanya tersisa puing-puing reruntuhan bangunan, Keraton Kaibon ini masih menyisakkan beberapa ruang bangunan yang masih bisa dilihat dan masih bisa dinikmati oleh warga Banten dan para pengunjung sebagai situs sejarah.

Baca Juga: Kerajaan Sunda dalam Sejarah Nusantara, Riwayat Panjang Pakuan Pajajaran, Berakhir Diserang Kesultanan Banten

Sisa-sisa bangunannya yang masih bisa dilihat yakni gerbang di bagian utara, kolam, dan tempat istirahat yang bernama Bale Kambang Rara Danok.

Betapa canggihnya dan hebatnya arsitektur Kaibon Banten tersebut, dikelilingi oleh arus air, bahkan arus air tersebut terhubung ke laut.

Selain itu, dalam kontruksi inti Keraton Kaibon tersebut juga dibangun sebuah Masjid dengan pilar-pilar yang tinggi nanti megah.

Atas situs atau Cagar Budaya yang dimiliki Banten, tentu membuat rakyat Banten sangat bangga memilikinya.

Baca Juga: Sepatu Apriyani Rahayu Laku Rp 1 Miliar, Ini Peruntukan dan Pemenang Lelangnya

Hal tersebut menjadi ciri khas dari Banten yang menunjukkan betapa berkembangnya Kerajaan Banten sebagai salah satu Kerajaan Islam terbesar di Indonesia.

Begitu bangganya rakyat Banten mempunyai Keraton Kaibon yang letaknya masuk dalam wilayah administrasi Kota Serang, Bahkan Keraton Kaibon pun menjadi lambang yang digunakan dalam logo Kota Serang.

Disadur dari serangkota.go.id, lambang gapura yang berada didepan bacground berwarna hijau dan biru tersebut merupakan Kaibon.

Disebutkan bahwa Kaibon ini merupakan ciri khas yang tak terpisahkan dari kota Serang.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Vihara Avalokitesvara, Dibangun Dekat Masjid Agung Banten, Menyimpan Kisah Cinta Sultan

Kaibon atau Gapura juga menegaskan bahwa posisi Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten merupakan pintu gerbang Provinsi Banten.

Selain itu, Kaibon atau Gapura memiliki arti sebagai pintu gerbang yang menuju kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kota Serang disemua bidang.

Demikianlah sejarah Keraton Kaibon yang disebutkan dibangun untuk Ibunda sang Sultan, bahkan diabadikan sebagai lambang dalam logo Kota Serang.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: BPCB Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x