Inilah Sejarah Kelam Dibalik Pembangunan Mercusuar Cikoneng Anyer Banten pada Masa Kolonial Belanda

- 30 Oktober 2022, 15:03 WIB
Potret Mercusuar Cikoneng di kawasan Anyer/Tangkapan Layar/Instagram @ervinerwin
Potret Mercusuar Cikoneng di kawasan Anyer/Tangkapan Layar/Instagram @ervinerwin /

KABAR BANTEN - Mercusuar Cikoneng Anyer memiliki sejarah kelam dan panjang dibalik pembangunannya.

Mercusuar ini dibangun pada tahun 1885 oleh kolonial Belanda, konon disinilah titik nol yang menjadi awal pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan.

Kala itu rakyat Indonesia dipaksa membuat jalan sepanjang 1.000 km dari Anyer, Banten hingga Panarukan di Jawa Timur oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.

Baca Juga: Benarkan Menyembelih Jin dalam Rukiyah itu Ada? Ini Jawaban Ustadz Buya Yahya 

Mercusuar Cikoneng Anyer terletak di Kampung Bojong, Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Menara Cikoneng memiliki tinggi 75,5 meter dan terdiri dari 18 tingkat yang dihubungkan dengan 286 anak tangga.

Pada bagian puncak menara terdapat lampu yang berfungsi sebagai sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) untuk keselamatan pelayaran yang melintas di perairan Laut Banten bagian utara

Baca Juga: 59 Nama Bayi Perempuan Islami, Cantik, Aesthetic, Terbaik 3 Rangkai Kata Bahasa Arab 

Dilansir Kabar-Banten.com dari laman dispar.bantenprov.go.id, pada prasasti yang terpampang di atas pintu utama Mercusuar Cikoneng Anyer terdapat kalimat bertuliskan bahasa Belanda sebagai berikut:

“Onder de regeering van ZM Willem III koning der nederlande. enz. enz. enz. opgericht voor vast light 21 grootte, ter vervanging van den steenen lighttoren in 1883 bm de ramp van krakatau vernield. 1885."

Artinya Menara Suar yang didirikan tahun 1885 tersebut, adalah hadiah dari Raja Belanda Z.M. Willem III, untuk menggantikan Menara Suar lama yang hancur akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Baca Juga: Sinopsis Film Argantara, Adaptasi Novel Wattpad yang Dibintangi Aliando Syarif dan Natasha Wilona 

Menurut penuturan penjaga mercusuar, pada awalnya mercusuar ini dibangun pada tahun 1806, proyek jalan Anyer-Panarukan baru dijalankan tahun 1825.

Pada saat Gunung Krakatau meletus di tahun 1883, mercusuar ini hancur, dan hanya menyisakan pondasinya.

Dua tahun setelahnya, yakni pada tahun 1885, di bawah pemerintahan Z. M. Willem III, mercusuar ini kembali dibangun.

Baca Juga: 25 Inspirasi Nama Bayi Laki-Laki Terdiri dari 2 Kata Bermakna Terpuji, Pemimpin Kebaikan dan Berhati Mulia 

Mercusuar yang saat ini berdiri, adalah mercusuar baru, dengan letak yang berbeda dengan yang asli.

Mercusuar Cikoneng saat ini dibangun 500 meter dari laut, sementara pondasi mercusuar yang lama dijadikan tugu penanda nol kilometer.

Bangunan setinggi 75,5 meter ini masih kokoh berdiri hingga sekarang. Dinding bangunan terbuat dari baja setebal 2,5-3 cm.

Baca Juga: Inalillahi, 151 Korban Tewas pada Tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan, Ini Kata Presiden Yoon Suk Yeol 

Pada bagian belakang bangunan mercusuar tertera tulisan:

"VERVAARDIGO DOOR DE FIRMA L.I.E.N.T.H.O.V.E.N & c.o's CRAVENHAGE

HOLLAND 1885".

Tulisan berisi keterangan nama perusahaan yang membangun mercusuar kala itu, yakni L.I.E.N.T.H.O.V.E.N & c.o.

Selain mercusuar, wisatawan juga dapat melihat patok titik 0 (nol) Kilometer yang sudah dibuat baru.

Baca Juga: Lirik Lagu Melukis Senja dari Budi Doremi dan Fakta Menarik Dibaliknya 

Dalam patok tersebut terdapat gambar pulau Jawa yang berisikan peta rute jalan Anyer-Panarukan.

Melewati daerah Anyer, Tangerang, Jakarta, Sumedang, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tegal, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Caruban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Panarukan.

Ternyata selain menjadi saksi bisu jalan Anyer-Panarukan, Mercusuar Cikoneng juga saksi bisu masa penjajahan Jepang yang kala itu berusaha merebut Indonesia.

Baca Juga: 10 Pertanyaan Asah Otak Tentang Budaya Indonesia 

Salah satu bukti nyata itu, terlihat di sisi luar bangunan mercusuar yang terdapat bekas tembakan meriam Jepang yang sudah ditambal pada bagian dinding mercusuar.

Untuk memasuki kawasan Mercusuar Cikoneng, Anda harus membayar Rp 10.000 untuk motor dan Rp 30.000 untuk mobil. Biaya ini sudah termasuk biaya parkir.

Bagaimana apakah anda tertarik untuk mampir ke Mercusuar Cikoneng yang menyimpan banyak sejarah dibalik pembangunannya.***

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: dispar.bantenprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah