Pelaku Usaha Wisata Ujung Kulon Keluhkan Jalan Rusak

- 20 November 2017, 06:00 WIB
Anggota DPR RI, Jazuli Juwaini saat menjadi pembicara pada Coffe Morning obrolan Mang Fajar
Anggota DPR RI, Jazuli Juwaini saat menjadi pembicara pada Coffe Morning obrolan Mang Fajar

Pelaku usaha Pariwisata Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Komarudin mengeluhkan buruknya infrastruktur jalan menuju Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Meski sudah berlangsung selama hampir 10 tahun, kerusakan jalan tak kunjung mendapatkan perbaikan. Akibatnya, kunjungan wisatawan terus menyusut. "Yang sangat terasa saat ini pembangunan jalan yang sangat buruk. Sudah cukup lama, lebih 10 tahun, dan kita sangat prihatin dengan kondisi ini," kata salah seorang pelaku usaha Pariwisata Ujung Kulon, Komarudin dalam kegiatan coffee morning Obrolan Mang Fajar Fajar yang dilaksanakan di kantor HU Kabar Banten, Jl. Ahmad Yani 72 Kota Serang, Sabtu (18/11/2017). Obrolan Mang Fajar dimoderatori Ketua Asosiasi Homestay Banten M Arif Kirdiat, dengan narasumber anggota DPR RI dari Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat Rachmat Gonandjar, diikuti puluhan pelaku usaha pariwisata. Menurut Komarudin, kualitas jalan yang buruk kurang lebih berjarak 40 kilometer, terbentang hingga Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Belakangan ini memang sudah ada upaya pembangunan jalan, akan tetapi jaraknya hanya 1,8 kilometer dari jumlah jalan yang rusak tersebut.  "Rencana 2,5 kilometer, tapi pas saya dengar faktanya di lapangan kalau tidak salah hanya 1,8 kilometer. Alasannya karena disesuaikan dengan lebar coran yang lama," tuturnya. Tidak hanya terhambat oleh infrastruktur jalan, pengembangan wisata Ujung Kulon juga terhambat oleh maraknya pembangunan tambak udang yang saat ini telah mengakibatkan keasrian alam tergerus. Saat ini pembangunannya sudah menjalar di empat desa, yakni Desa Tunggaljaya, Cigorondong, Tamanjaya dan Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. "Kedua hal itu sangat berpengaruh kepada wisatawan. Sementara di sana juga banyak masyarakat yang hidup karena gaji pengembangan wisata, kalau tamunya ga ada inikan jadi prihatin," ujarnya. Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Jazuli Juwaini mengatakan, infrastruktur memang menjadi persoalan yang sering menghambat pengembangan wisata di Banten. Untuk itu, harusnya pembangunan infrastruktur diprioritaskan oleh Pemda. "Korelasinyadengan wisata sangat besar. Gimana orang mau nyampe kalau jalannya rusak," katanya. Sektor wisata menurutnya sangat potensial mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten. Saat inipun Banten mempunyai banyak potensi wisata yang unggul di banding daerah lain, mulai dari wisata alam hingga wisata religi. "Kalau dikelola luar biasa, minimal menyejahterakan rakyat. Permasalahan dari dulu infrastruktur," ucapnya. Selain pembenahan infrastruktur, pembenahan wisata juga harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya, wisata harus menjadi ruang untuk masyarakat mengembangkan sektor ekonomi. "Jadi yang mengemis bukan lagi menjajakan tangannya, tapi yang dijajakan dagangannya," ucapnya. Ia menilai, selama ini sektor wisata di Banten belum berdampak signifikan terhadap pengentasan pengangguran dan peningkatan pendapatan daerah. "Kecuali Bali saja. Jadi memang infrastruktur dengan wisata harus konek," katanya. Sementara itu, Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat, Rachmat Ginanjar menilai, sektor wisata menjadi bagian penting yang harus dikembangkan oleh Pemda. "Kami memahami sektor pariwisata sektor yang sedang booming dan digembor-gemborkan. Bahkan pemerintah pusat pada 2020 menjadikan pariwisata sektor paling besar pemasukan bagi pemasukan negara. Ini menguntungkan bagi masyarakat," ucapnya. Salah satu potensi wisata yang berpeluang dikembangkan yaitu homestay. Menurut Rachmat, homestay dinilai potensial untuk juga menggerakkan ekonomi masyarakat. "Misalnya di Bandung, kalau dikemas dengan baik, perumahaan aja bisa jadi homestay, apalagi di Banten yang punya potensi alam," tuturnya. (Sutisna)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah