Pada abad ke 16 Belanda datang dan bersandar di Pelabuhan Karangantu dan bermaksud menguasai daerah Banten serta mengambil dokumen-dokumen berharga.
Ki Angga Derpa pun melakukan perlawanan dan menyelamatkan dokumen tersebut.
Merasa kehadiran Ki Angga Derpa menjadi ancaman, tokoh prajurit tersebut ditangkap dan dikurung dalam sebuah kapal.
Kapal tersebut kemudian terbawa udara hingga ke daerah Curug yang lokasinya sangat jauh dari pesisir.
Ki Angga Derpa memukul dan mencambuk kapal sambil berkata "kapal, Sira dicambuk bosok salawase" yang artinya "kapal, kamu dicambuk busuk selamanya".
Konon kapal tersebut oleh 17 santri Pesantren Darul Salam teringat dan dijadikanlah sebuah masjid.
Masjid tersebut saat ini terkenal dengan nama Masjid Kapal Bosok.
Masjid Kapal Bosok terdiri dari 3 lantai dan lantai 1 berfungsi sebagai tempat shalat.