Gelar FGD, UIN Banten Ajak Mahasiswa Kenali Sejarah Banten dan Demak

31 Oktober 2023, 09:15 WIB
Suasana FGD Hubungan Banten dan Demak Abad 16 dan 17 yang diselenggarakan UIN SMH Banten. /Kabar Banten/Denis Asria

KABAR BANTEN - Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin atau UIN Banten menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Hubungan Sejarah Banten dan Demak Abad ke 16-17", di Audiotorium Gedung Rektorat UIN SMH Banten, Senin 30 Oktober 2023.

FGD tersebut menghadirkan narasumber yakni Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk  Purwono Widodo, Antropolog Banten Prof. Dr. H. MA. Tihami, kemudian Arkeolog Banten M. Ali Fadhilah, dan sejarawan Banten Prof. Mufti Ali, serta Sejarawan Nasional UIN Syarif Hidayatullah Usep Abdul Matin.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Banten Prof Mufti Ali mengatakan, kegiatan FGD tersebut untuk memahami lebih dalam hubungan antara Banten dan Demak termasuk dalam sejarah, peristiwa penting, tokoh-tokoh kunci, dan dinamika yang memengaruhi hubungan keduanya.

Baca Juga: Dies Natalis ke-61, UIN Banten Ajak Sivitas Akademika Kuatkan Komitmen dan Bersinergi

"Diharapkan melalui kegiatan tersebut mahasiswa bisa mengenal sejarah Banten dan Demak karena keduanya memiliki hubungan yang baik," kata Mufti yang juga Sejarawan Banten.

Ia mengatakan, Maulana Hasanuddin mempunyai hubungan kekerabatan dengan Sultan Demak karena ayahnya, Sunan Gunung Jati merupakan menantu Sultan Demak dan istri Maulana Hasanuddin bernama Pangeran Ratu atau Ratu Ayu Kirana merupakan putri Sultan Demak, Trenggana.

"Dari perkawinan tersebutlah lahir beberapa orang anak yakni Maulana Yusuf dan yang kedua Pangeran Jepara," ujarnya.

Ia menuturkan, Maulana Hasanuddin diperintahkan oleh ayahnya Sunan Gunung Djati untuk membangun kawasan ibukota di pinggir pantai lengkap dengan masterplan yang menunjukan dengan jelas dimana
lokasi yang paling tepat untuk dibangun istana, alun-alun, dan pasar.

"Dalam buku sejarah resmi kesultanan Banten abad ke-17 tidak menyebutkan sumber pendanaan untuk membangun kawasan ibukota serta bagaimana teknis pembuatannya," tuturnya.

Mufti juga menjelaskan, Sunan Gunung Djati dan puteranya Hasanuddin berhasil membangun kawasan ibukota karena keberhasilan dalam perdagangan lada dengan bangsa yang sejak 1511 menguasai Malaka tersebut.

Baca Juga: UIN SMH Banten Minta Orang Tua Mahasiswa Penerima KIP Terus Berikan Motivasi

Hubungan Banten-Portugis kaitannya juga dengan Demak pada tiga perempat terakhir abad ke-16 terutama pada periode kepemimpinan Maulana Hasanudin (1546-1570M) itu sangat menarik
untuk didiskusikan.

"Pada 1526-1527, Portugis merupakan musuh besar Banten, namun lima tahun pada 1532, Kerajaan Islam di barat Jawa tersebut beraliansi dalam perdagangan dan
pertahanan demi memperkuat eksistensinya di wilayah yang sebagian besar pedalamannya masih di bawah kekuasan Kerajaan Pakuan Pajajaran," katanya.***

Editor: Rifki Suharyadi

Tags

Terkini

Terpopuler