KABAR BANTEN - Emotional abuse atau pelecehan emosional melibatkan upaya untuk menakut-nakuti, mengendalikan, atau mengisolasi diri kita. Jenis pelecehan ini tidak melibatkan kekerasan fisik, meskipun mungkin melibatkan ancaman kekerasan yang ditujukan kepada kita atau orang di sekitar kita. Perilaku ini dapat dilakukan secara bertahap, tetapi terjadi lagi dan lagi.
Emotional abuse sama seriusnya dengan bentuk bentuk pelecehan lainnya dan seringkali menjadi dasar bagi bentuk-bentuk pelecehan lain. Seiring waktu hal ini dapat mengurangi harga diri, kepercayaan diri, dan ketahanan mental korban.
Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Instagram @meaningful.me, berikut 8 hal yang mungkin dianggap biasa saja padahal termasuk emotional abuse:
1. Humiliation
Merendahkan atau mengolok-olok kekuranganmu terus-menerus terutama di depan umum; membuat lelucon dan bersikeras itu bukan masalah besar atau tidak mungkin menyakiti perasaanmu; memanggilmu dengan kata-kata hinaan/merendahkan (misal "si bodoh", "hei, pecundang"); menghina penampilanmu (misal "Kamu beruntung ya punya pacar seganteng dia padahal mestinya dia bisa dapat perempuan yang lebih cantik"
2. Monitoring
Perilaku abusive berhubungan dengan keinginan untuk mempertahankan kekuasaan dan kontrol. Mereka mungkin mencoba memanipulasimu untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin mencoba mengendalikanmu dengan memata-mataimu secara digital, memantau keberadaanmu setiap saat, mengambil alih media sosialmu.
3. Isolation
Seseorang yang melakukan emotional abuse akan membuatmu terisolasi dari teman, keluarga, atau support system lain dalam hidupmu, terus-menerus mengkritik keluarga atau teman-temanmu, selalu cemburu dengan waktu yang kamu habiskan bersama mereka.