Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung, Terdapat Makam Seorang Muslim Yang Dikeramatkan di Dalamnya

10 Maret 2021, 20:11 WIB
Vihara Ananda Avalokitesvara di Jalan Sunan Kalijaga nomor 173, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. /Kabar Banten/Purnama Irawan

KABAR BANTEN - Vihara Ananda Avalokitesvara tempat beribadah umat Budha dibangun pada tahun 1957 atau setelah Indonesia Merdeka.

Lokasi Vihara Ananda Avalokitesvara berada di Pusat Kota Rangkasbitung, tepatnya di Jalan Sunan Kalijaga, nomor 173, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Vihara Ananda Avalokitesvara dibangun pada tahun 1957 atau 12 tahun setelah Indonesia Merdeka.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Malingping Lebak, Jejak Pedagang dari Cina, Kini Terkenal dengan Baso Ikannya

Pembangunan Vihara Ananda Avalokitesvara di Pusat Kota Rangkasbitung tersebut, tidak terlepas dari peran warga pribumi yakni warga Kampung Kebon Kopi, Rangkasbitung.

Warga pribumi yang memberikan izin pembangunan Vihara Ananda Avalokitesvara di Kampung Kebon Kopi, Rangkasbitung tersebut adalah Mbah Zakaria.

"Mbah Zakaria kini sudah tiada. Tapi namanya tetap dikenang oleh Umat Budha. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan dibuatkan makam di dalam Vihara Ananda Avalokitesvara," ujar Edukator Museum Multatuli Lebak, Ginandar kepada KabarBanten.com, Rabu, 10 Maret 2021.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Anyer, Daerah Peisisir Pantai di Selat Sunda, Tempat Baru Lokasi Keraton Sultan Banten

Ginandar menjelaskan, makam Mbah Zakaria dibuatkan di tempat khusus dengan dilengkapi altar.

"Jadi, makam itu sebagai sebuah penghormatan kepada Mbah Zakaria karena sudah memberikan izin pembangunan vihara," ujarnya.

Ginandar menyebut altar Mbah Zakaria menjadi tempat sembahyang Umat Budha.

"Itu merupakan bentuk penghormatan atas jasa Mbah Zakaria membuat mereka dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan aman hingga sekarang ini," katanya.

Baca Juga: Kasepuhan Cibarani di Kabupaten Lebak, Dibentengi Perbukitan, Belum Pernah Terinjak Kaki Penjajah

Lebih lanjut, Ginandar mengatakan, bahwa altar Mbah Zakaria tidak ada gambarnya. Hanya dibuatkan menyerupai makam.

"Saya tanya ke pengelola vihara, bahwa altar itu ada karena sebagai bentuk terima kasih kepada Mbah Zakaria. Yang sudah mengizinkan vihara dibangun di situ," katanya.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Lebak, Pemberian Raja Purnawarman, Prasastinya Ada di Kabupaten Pandeglang

Ginandar menuturkan, keberadaan makam Mbah Zakaria di dalam Vihara Ananda Avalokitesvara ini, merupakan hal yang sangat menarik karena ternyata masyarakat Rangkasbitung sudah memegang teguh Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

"Sekalipun berbeda tetapi lebih mengedepankan kepentingan kerukunan umat beragama. Saya sendiri kagum kepada Mbah Zakaria yang beragama Islam tetapi turut serta membantu menyiapkan tempat ibadah bagi umat Budha," katanya.

Baca Juga: Sepak Terjang Multatuli Terkenal Karena Novel, Nyimas Gamparan Angkat Senjata Melawan Kolonial

Ginandar juga menginformasikan, pengelola vihara akan merasa senang saat kedatangan tamu.

"Jadi, mereka sangat antusias ketika memang ada orang datang berkunjung sekalipun bertujuan untuk sekedar bertanya-tanya soal vihara. Mereka senang dan merasa diakui serta dianggap sebagai saudara," ujar Ginandar.

Baca Juga: Museum Multatuli Jadi Referensi Pelajar

Kerukunan umat beragama di Rangkasbitung ini, kata dia, sudah terbangun semenjak lama. Bukan hanya saat ini, tetapi jauh sebelum Indonesia Merdeka.

"Kerukunan umat beragama di Rangkasbitung menunjukan keberagamanan manivestasi perwujudan dari nilai-nilai Pancasila," katanya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler