Ancaman Gempa Bumi dan Tsunami Dahsyat Semakin Nyata, BPBD Lebak Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

16 April 2021, 23:31 WIB
Ilustrasi tsunami. /Pixabay/kellepics

KABAR BANTEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak telah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat.

Berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwasannya ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat itu nyata.

Sehingga pemerintah daerah diminta oleh BMKG untuk meningkatkan kesiapsiagaan  menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat.

"Bencana gempa bumi dan tsunami ini tidaklah kita harapan. Namun kami telah meningkatkan kewaspadaan seiring adanya peringatan akan adanya ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang wilayah pesisir Lebak bagian selatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama kepada Kabar-Banten.com, Jumat, 16 April 2021.

Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 94W, BNPB Surati 30 Gubernur, Waspada Bencana Hidrometeorologi

Peringatan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami sebetulnya sudah diungkap oleh peneliti beberapa waktu lalu. Serta yang terbaru dari BMKG yang meminta pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.

"Bencana gempa bumi dan tsunami memang menjadi ancaman yang nyata. Hanya saja kita tidak dapat mengetahui kapan waktu kejadiannya," katanya.

Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisir korban jiwa atas bencana gempa bumi dan tsunami, BPBD Kabupaten Lebak terus mengintensifkan komunikasi dengan berbagai stakeholder.

"Diseminasi informasi kebencanaan secara cepat kepada perangkat desa dan kecamatan. Juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui relawan-relawan BPBD yang ada di setiap kecamatan," katanya.

Baca Juga: 7 Kecamatan di Kabupaten Lebak Rawan Bencana Pergerakan Tanah, Ini yang Dilakukan BNPB

Febby mengungkapkan, selain mengintensifkan komunikasi, BPBD Kabupaten Lebak dari semenjak jauh hari sudah menyiapkan 20 titik kumpul atau titik aman evakuasi pengungsi dari bencana tsunami. 20 titik kumpul dinilai aman dari bencana tsunami karena lokasinya berada di dataran tinggi.

"Dari kita titik kumpul itu ada 20 titik kumpul. Saat ini di lokasi palangnya masih ada," katanya.

Febby berharap, warga ikut serta memelihara dan menjaga plang titik kumpul ataupun jalur evakuasi sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana.

"Plang itu sekalipun kecil tapi memiliki manfaat besar. Tujuannya agar memudahkan warga mencari tempat pengungsian yang aman dari bencana tsunami," katanya.

Baca Juga: Banten Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Siapkan Tempat Evakuasi, Kepala BMKG : Ancaman Tsunami Ini Nyata

Keberadaan plang atau petunjuk arah evakuasi itu sama halnya memberikan sebuah alamat tempat aman mengungsi dari bencana tsunami.

"Kalau tak ada papan penunjuk arah atau plang jalur evakuasi maka akan menyebabkan warga panik dan mengalami kebingungan mencari tempat aman. Oleh karena itu mari kita jaga dan rawat bersama - sama," katanya.

Febby menambahkan, pihaknya juga tengah merencanakan menata ulang Shelter tsunami di Kampung Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam. Bangunan Shelter Tsunami akan ditata ulang karena kondisinya masih memprihatinkan.

 "Shelter tsunami ke depan mau kita tata ulang. Semoga lancar perencanannya dan dapat digunakan sebagai tempat pengungsian atau titik kumpul warga saat terjadi bencana gempa bumi dan tsunami," katanya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler