Jadi Kendala Ujian Daring, Puluhan Siswa SMPN 5 Kota Serang tak Miliki Smartphone

16 Juni 2021, 12:56 WIB
Guru SMPN 5 Kota Serang saat merapikan hasil ujian siswa kelas VII dan VII yang dilakukan secara Luring, Rabu 16 Juni 2021. /Kabar Banten /Rizki Putri

KABAR BANTEN - Lebih dari sekitar 40 siswa di SMP Negeri 5 Kota Serang masih melakukan ujian secara luar jaringan (Luring), khususnya kelas VII dan VIII.

Bahkan sebagain besar dari 40 siswa tersebut tidak memiliki telepon pintar atau 'smartphone' untuk mengikuti ujian dalam jaringan (Daring).

Seorang guru SMP Negeri 5 Kota Serang Faikoh mengatakan, sebagian siswa di sekolah tersebut tidak memiliki telepon pintar untuk mengikuti ujian secara daring.

Baca Juga: Jerit Pedagang Perlengkapan Sekolah di Kota Serang Saat Pandemi Covid-19

"Memang sebagian siswa di sini tidak memiliki handphone berbasis android untuk mengikuti ujian online yang kami laksanakan," katanya saat ditemui di sekolah, di Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Rabu 16 Juni 2021.

Dia menyebutkan, secara keseluruhan, siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 5 Kota Serang sebanyak 400 orang, dan sekitar 10 persen tidak memiliki telepon pintar.

"Kalau ini khusus untuk siswa kelas VII dan VIII saja. Totalnya ada sekitar 400 siswa dan sekitar 10 persen itu tidak memiliki handphone, makanya kami sediakan ujian ini secara tertulis," ucapnya

Pihak sekolah, kata dia, tetap menyediakan pilihan bagi siswa yang tidak memiliki telepon pintar untuk mengikuti ujian tertulis di sekolah.

Baca Juga: 415 Siswa SMP Putus Sekolah, Ketua DPRD Kabupaten Lebak Minta Segera Laksanakan KBM Tatap Muka

"Bahkan bagi murid atau siswa yang tidak ada kabar, atau tidak bisa datang ke sekolah dan tidak bisa mengikuti ujian online, kami datangi ke rumahnya agar siswa bisa ikut ujian," ujarnya.

Meski demikian, dikatakan Faikoh, walau pun para siswa memiliki keterbatasan, tetapi mereka tetap semangat mengikuti ujian dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah.

"Iya, walau pun mereka tidak punya handphone, dan memiliki keterbatasan itu, tapi mereka tetap semangat dan selalu hadir dalam," tuturnya.

Faikoh juga mengatakan, bila kebanyakan siswa di sekolah tersebut tinggal di wilayah perkampungan yang terkadang sulit untuk mendapatkan sinyal, dan keterbatasan kemampuan orang tua.

Baca Juga: Kai Havertz, Dulu Absen karena Ujian Sekolah, Sekarang Bawa Chelsea Juara Liga Champions

"Memang kan kebanyakan siswa di sini tinggal di darah yang agak jauh, dan keterbatasan (ekonomi)," ucapnya.

Seperti diketahui, sejak tahun 2020 lalu, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan kebijakan untuk lembaga pendidikan, khususnya seluruh sekolah di Indonesia agar melaksanakan sekolah secara Daring, sejak adanya Pandemi Covid-19.

Hal itu dilakukan agar para siswa tidak ketinggalan pembelajaran selama sekolah ditutup sebagai langkah antisipasi penularan Covid-19. ***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler