Bukan Kota Cilegon, Ini Wilayah Banten Berisiko Tsunami, Dilalui Beberapa Sesar dan Pesisir di Barat dan Utara

7 Desember 2021, 20:51 WIB
Petugas BMKG saat memantau kondisi gelombang di kawasan pantai Anyer, salah satu wilayah pesisir di Kabupaten Serang paling berisiko tsunami berdasarkan kajian spasial. /Kabar Banten/Mohammad Hashemi Rafsanjani

KABAR BANTEN-BMKG telah menjelaskan mengenai potensi tsunami di Kota Cilegon, bukan prediksi bencana tersebut akan terjadi tsunami selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Akan tetapi, Kota Cilegon merupakan salah satu wilayah yang rawan dan memiliki potensi tsunami, seperti halnya wilayah di Indonesia lainnya.

Selain meluruskan soal potensi tsunami di Kota Cilegon yang masuk zona rawan, BMKG menjelaskan bahwa gempabumi dan tsunami tidak dapat dipastikan atau diprediksi dengan tepat kapan dan di mana kejadiannya.

Baca Juga: Berbagai Kesaksian Korban Erupsi Gunung Semeru, Diceritakan kepada Presiden: Gelap Disusul Lahar Dingin

Namun catatan katalog tsunami BMKG, menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia sejak tahun 1608 sudah terjadi tsunami lebih dari 246 kali dan patut diwaspadai.

Dalam pemetaan bahaya dan kesiapsiagaan gempabumi dan tsunami di Kota Cilegon, BMKG juga telah memetakan wilayah-wilayah, khususnya industri yang diprediksi terdampak. Dalam peta BMKG tersebut, ada 4 Kecamatan yang berpotensi diterjang gelombang tsunami setinggi 6 sampai 10 meter.

Dalam peta yang dirilis Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempabumi tertulis nama Suci Dewi Anugrah, terdapat 11 industri yang diperkirakan terdampak potensi tsunami tersebut.

Di kawasan Ciwandan, sejumlah industri besar yakni PT. Indocement, PT Pelindo II, PT Asahi Chemical, PT Chandra Asri dan PT Krakatau Posco.

Dikawasan Grogol dan Citangkil, ada 6 kawasan strategis yakni PT Vopak, PT Dover Chemical, Pertamina Tanjung Gerem, TPI Tanjung Peni, Pelabuhan Cilegon Mandiri dan PT Krakatau Daya Listrik.

Selanjutnya di Kecamatan Pulomerak sebanyak 6 industri yakni PLTU Suralaya, PT Baria Bulk, PT Merak Bangun Samudra, Pertamina LPG.

Dalam peta tersebut, Suci Dewi Anugerah menulis, kawasan strategis Cilegon memiliki bahaya potensi gempa bumi dan tsunami.

Berdasarkan permodelan Tsunami untuk skenario gempa bumi 8,7 magnitudo, Kecamatan Ciwandan, Citangkil, dan Gerogol merupakan kawasan paling rawan.

Jarak maksimum genangan diperkirakan mencapai sekitar kurang lebih 2 kilometer dan tinggi genangan mencapai kurang lebih 6 meter.

Namun ternyata bukan Kota Cilegon, namun daerah di Banten yang tergolong paling rawan adalah Kabupaten Serang

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari jurnal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berjudul 'Kajian Spasial Rsisiko Bencana Tsunami Kabupaten Serang, Banten’ yang ditulis Qoriatu Zahro pda Juni 2017, mengungkap bagaimana risiko dan kerawan tsunami di daerah ini.

Dengan luas wilayah 1.467,35 kilometer persegi, Kabupaten Serang didominasi topografi datar hingga bergelombang. Bukan hanya itu, Kabupaten Serang secara geologi dilalui beberapa sesar.

Secara awam, ditandai dengan kelurusan lembah dan sungai, juga kelurusan gawir dan sesar, ketidakmenerusan batuan vulkanik serta pola paralel dan rektanguler sungai.

Berdasarkan peta yang diproduksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, di Kabupaten Serang juga terdapat patahan dan lipatan di beberapa wilayah.

Salah satunya adalah di Kecamatan Gunungsari dan Mancak, dimana terdapat sesar dan lipatan arah tenggara-barat laut.

Selain itu, di kawasan Gunung Salak, Gunung Batur dan Gunung Gede juga disinyalir terdapat sesar arah tenggara-barat laut.

Di daerah pesisir barat dan utara Kabupaten Serang, bahkan kawasan rawan bencana tsunami, baik dari aktifitas Gunung Anak Krakatau maupun oleh aktifitas lempeng di sisi selatan Pulau Jawa.

Wilayah pesisir utara dan barat Kabupaten Serang tersebut, adalah Kecamatan Anyar, Kecamatan Cinangka, Kecamatan Pulo Ampel, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Kramat Watu, Kecamatan Pontang dan Kecamatan Tirtayasa.

Baca Juga: Banjir Rob Landa Tirtayasa Kabupaten Serang, Ratusan Hektare Tambak dan Puluhan Rumah Terdampak

Berdasarkan Referensi Potensi Kejadian dan Genangan Tsunami Indonesia BNPB pada 2011, Kabupaten Serang memiliki potensi terjadi tsunami setinggi 3 meter dalam waktu kedatangan 60 menit.

Setidaknya 1 kali dalam 100 tahun dan probabilitasnya meningkat 40 persen – 60 persen, hingga selesainya periode Rencana Induk Kabupaten Serang 2017-2022.***

Editor: Yadi Jayasantika

Tags

Terkini

Terpopuler