Waspada! Ini Rentetan Sejarah Gempa dan Tsunami Selat Sunda yang Merusak Wilayah Banten

17 Januari 2022, 12:07 WIB
Kolase foto bangunan sekolah dan bangunan rumah di Kabupaten Pandeglang rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,7, Jumat 14 Januari 2022 lalu. /Kabar Banten/Aldo Marantika

KABAR BANTEN – Masyarakat terutama di daerah Banten harus senantiasa waspada terhadap potensi gempa dan tsunami Selat Sunda.

Sejumlah daerah di Banten memang merupakan daerah rawan gempa dan tsunami Selat Sunda dan memiliki rentetan sejarah yang tidak bisa diabaikan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers pada Jumat 14 Januari 2022 berkenaan dengan gempa 6,6 M di Sumur Banten, menyampaikan rentetan fakta sejarah gempa dan tsunami Selat Sunda yang berdampak kerusakan di Banten tersebut.

Baca Juga: Sukabumi Jawa Barat di Landa Gempa, Getarannya Sampai Bayah, Pandeglang Banten

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi.

Menurut dia, dengan kondisi ratusan tahun belum terjadi gempa besar di Selat Sunda patut diwaspadai, karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami, yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

Berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, di wilayah Selat Sunda memang sering terjadi tsunami, tercatat Tsunami Selat Sunda pada 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa.

Baca Juga: Gempa Kembali Bergerak ke Banten, Dari Sumur Pandeglang, Kini Bayah Lebak Berguncang

Kemudian, Tsunami pada 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami tahun 1851, 1883 dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

Daryono mengatakan gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa.

"Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi," katanya dikutip Kabar Banten dari Antara, Sabtu 14 Januari 2022.

Baca Juga: Politisi Demokrat Rizki Natakusumah Ajak Tangani Pemulihan Pasca Gempa di Pandeglang

Perlunya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri. Selain itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.

Berikut rentetan sejarah gempa dan tsunami di Selat Sunda yang disampaikan Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Tinjau 2 Sekolah di Pandeglang yang Mengalami Kerusakan Akibat Gempa, Ini yang Dikatakan Menko PMK

1. Mei 1851: Di Teluk Betung dan Selat Sunda pasca gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 meter

2. 9 Januari 1852. Terjadi gempa kuat selanjutnya terjadi tsunami kecil.

3. 27 Agustus 1883. Terjadi tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakatau.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Gempa di Kabupaten Pandeglang, Kepala BNPB Harapkan Hal Ini

4. 23 Februari 1903. Terjadi gempa M7,9 berpusat  di selatan Selat Sunda yang merusak di Banten.

5. 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil  yang teramati Selat Sunda  pasca gempa kuat.

6. 22 April 1958. Terjadi gempa kuat di Selat Sunda  diiringi dengan kenaikan permukaan air laut/tsunami.

Baca Juga: Penanganan Darurat Bencana Gempa di Kabupaten Pandeglang, BNPB Gelontorkan Bantuan Dana Segini Jumlahnya

7. 22 Desember 2018. Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau.

8. 2 Agustus 2019 terjadi gempa M7,4 yang merusak Banten dan sekitarnya.

Demikian rentetan sejarah gempa dan tsunami Selat Sunda yang merusak wilayah Banten.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: ANTARA YouTube BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler