Cerita Warga Ranca Sanggal Kabupaten Serang Sudah Empat Hari Kebanjiran, Sebut Banjir Terparah Sampai 1 Meter

3 Maret 2022, 12:03 WIB
Warga sedang mengangkut barang ke perahu untuk dipindahkan di Kampung Kajaroan Desa Ranca Sanggal Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, Kamis 3 Maret 2022. /Kabar Banten/Dindin Hasanudin

KABAR BANTEN - Banjir melanda 10 kecamatan di Kabupaten Serang sejak Selasa 1 Maret 2022.

Salah satu yang terdampak cukup parah adalah Kampung Kajaroan Desa Rancasanggal Kecamatan Cinangka.

Banjir di kampung tersebut disebut yang terparah dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hanyut, Dua Remaja di Kabupaten Serang Ditemukan Meninggal di Sungai Keronjen

Pantauan Kabar Banten, sejumlah rumah warga tampak masih tergenang air dengan ketinggian bervariasi.

Beberapa warga pun terlihat masih bertahan di rumah masing-masing.

Sementara beberapa warga terlihat tetap beraktivitas menggunakan perahu. Dapur umum pun masih ada di lokasi banjir.

Warga sekitar Keramid mengatakan banjir sudah terjadi sejak Senin 28 Maret 2022 sekitar pukul 03.00 pagi saat itu dirinya bersama keluarganya sedang tertidur.

"Tahu tahu basah aja, kirain apa tahunya banjir masuk kamar," ujarnya kepada Kabar Banten, Kamis 3 Maret 2022.

Ia mengatakan banjir paling parah terjadi pada Selasa hingga Rabu. Dimana ketinggian air mencapai 1 meter didalam posisi tanah terendah.

"Dari kemarin pagi parah besarnya sampai semalam, semalam mulai surut," ucapnya.

Akibatnya sejumlah warga pun terpaksa harus mengungsi. Tempat pengungsian yang digunakan warga ada di salah satu musola yang tidak jauh dari lokasi.

Namun sebagian ada juga yang bertahan di rumah tetangganya yang tidak kebanjiran. Total ada tiga RT di kampung tersebut yakni RT 1, 2 dan 3.

"Disini ada sekitar 180 rumah," katanya.

Ia mengatakan banjir tersebut terjadi setiap tahun. Namun biasanya tidak separah ini, banjir hari ini disebut yang terparah dibandingkan sebelumnya.

"Setiap tahun, biasanya gak sbesar ini paling setengah kampung kalau ini mah semuanya paling parah. Hujan gede tiga hari," ucapnya.

Keramid mengatakan banjir bersumber dari limpahan sungai Cidanau. Sebab sungai tersebut kondisinya sudah mengalami pendangkalan.

"Terus ada juga air dari Padarincang yang turun kesini, dari Ciomas dan gunung gunung di Mancak juga," tuturnya.

Oleh karena itu ia berharap agar Sungai Cidanau bisa dikeruk. Agar kedepannya banjir bisa diantisipasi.

"Dari sini Cidanau paling setengah kilometer," katanya.

Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ia mengatakan ketika banjir tiba bukan hanya harta benda di rumah yang terendam melainkan juga padi. Seperti hari ini, banyak sawah milik warga yang juga terdampak banjir.

"Padi mulai keluar buah kebanjiran udah pasti gagal panen," tuturnya.

Camat Cinangka Dithe Hendra Purnama mengatakan di Kampung Kajaroan setidaknya ada 150 rumah lebih yang terdampak banjir. Bahkan 7 rumah diantaranya terendam hampir sepinggang orang dewasa.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler