Masjid Ats Tsauroh Kota Serang Direvitalisasi, Bagaimana Sejarahnya?

24 Agustus 2022, 20:13 WIB
Masjid Ats Tsauroh Kota Serang yang memiliki daya tampung 2.500 orang dengan sejarah panjang dan menjadi salah satu masjid tertua, akan direvitalisasi /Dok. Kabar Banten

KABAR BANTEN-Masjid Ats-Tsauroh Kota Serang yang berada di Jalan Veteran Nomor 43 Kota Serang, merupakan salah satu mesjid tertua di Ibukota Provinsi Banten yang kini dalam proses revitalisasi.

Dalam rangka revitalisasi Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang tersebut, kini sudah memasuki proses relokasi warga penghuni lahan wakaf di sekitar masjid yang dahulunya dikenal dengan Masjid Pegantungan tersebut.

Proses relokasi warga penghuni lahan wakaf dalam rangka revitalisasi Masjid Agung AtsTsauroh, dilakukan melalui Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan salah satu perusahaan pengembang sebagai penyedia rumah warga yang akan direlokasi.

Penandatanganan tersebut disaksikan Wali Kota Serang H. Syafrudin, yang didampingi Asisten Daerah I Pemkot Serang Subagyo.

Dalam perjanjian tersebut, pihak pengembang menyediakan blok perumahan khusus untuk warga yang terdampak relokasi tersebut.

Sedangkan Pemerintah Kota Serang, bertanggung jawab dengan membiayai uang muka rumah dan untuk sisanya diserahkan kepada warga. 

"Ini progres berikutnya semenjak pembangunan landscape di Masjid Ats Tsauroh dan perjanjian kerjasama parkir untuk menjaga kenyamanan dan keamanan,”ujar Syafrudin dikutip dari serangkota.go.id, pada Selasa, 23 Agustus 2022.

Nantinya, tanah wakaf Masjid Agung Ats-Tsauroh akan dibangun Islamic Center yang baru berikut sekolah, dengan luasnya mencapai 1,2 hektare. 

"Untuk tempat Islamic Center dan sekolah, luasnya kurang lebih 1,2 hektare,"ujar Ketua Yayasan Masjid Agung Ats-Tsauroh H. Sanwani.

Sebelum direvitalisasi, masjid tua berusia 152 tahun yang mulai menggunakan nama Masjid Ats Tsauroh pada tahun 1974  tersebut, pernah direnovasi beberapa kali hingga bentuknya menjadi seperti saat ini.

Nama Ats Tsauroh yang berarti perjuangan, pada awalnya bernama Masjid Pegantungan yang dibangun Tahun 1870-1888, di era Bupati Serang, Raden Tumenggung Basudin Tjondronegoro.

Dikutip dari duniamasjid.islamic, Masjid Ats Tsauroh Kota Serang memiliki daya tampung 2.500 orang, dengan luas bangunan 2.800 meter persegi dari total lahan 26.000 meter persegi.

Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Agung Serang tersebut merupakan simbol kerukunan umat beragama.

Lokasinya diapit tiga tempat ibadah umat Kristen, yakni Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Bethel Indonesia di sisi belakang masjid, serta Gereja Katolik Kristus Raja tepat di depan masjid.

Masjid Ats Tsauroh juga memiliki ciri sebagaimana tradisi bangunan di Pulau Jawa, dengan bentuk atap limas tumpang tiga dan bentuk ruang dengan konsep pendopo terbuka, khas rumah joglo.

Dengan konsep terbuka, membuat masjid ini berkesan ramah dan bersahaja. Sedangkan konsep limasan tumpang tiga, secara filosofis mengandung arti iman, Islam, dan ihsan.

Melihat di bagian atas, terdapat memolo berupa keramik tanah liat terakota berbentuk angsa. Namun keindahan ruang yang dibentuk tiang penyangga, membentuk kolom-kolom.

Di masjid ini terdapat enam belas tiang, empat di antaranya merupakan tiang utama penyangga limasan tertinggi. Dalam tradisi Jawa, keempat tiang tersebut merupakan soko guru.

Di seluruh pangkal tiang terdapat bentuk labu yang merupakan simbol kesuburan daerah Banten. Namun yang membedakan tiang soko guru dengan tiang lainnya, adalah sabuk dari tembaga.

Sabuk di tiang depan kiri bertuliskan “Doa Merupakan Tali Ibadah”, sementara di tiang depan kanan bertuliskan “Sabar Merupakan Bagian dari Iman”.

Di sabuk tiang belakang kiri terukir “Kebersihan Merupakan Bagian dari Iman” dan di tiang belakang kanan tertoreh kalimat “Shalat Merupakan Bahagian dari Iman”. Keseluruhan tulisan adalah arti huruf Arab yang digunakan.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: serangkota.go.id duniamasjid.islamic

Tags

Terkini

Terpopuler