Warga Karundang Kota Serang Banten Jalani Tradisi Dudus Setiap Rebo Wekasan

21 September 2022, 18:12 WIB
Ibu dan anak saat dimandikan kembang tradisi dudus yang dilakukan warga Karundang Tengah Kota Serang, di Kampung Karundang, Rabu 21 September 2022. / Denis Asria / Kabar Banten. /

KABAR BANTEN - Warga Kampung Karundang Tengah RT 002 RW 00 2 Kelurahan Karundang Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang Banten menyelenggarakan tradisi Ritual Dudus atau tolak bala Rebo Wekasan yang sudah dijalani sejak lama.

Ritual dudus yang dilakukan warga Karundang Tengah merupakan tradisi yang sudah dilakukan sejak lama setiap Rabu terakhir di bulan Safar.

Ustad Baedowi mengatakan, sebelum melaksanakan ritual dudus, warga melaksanakan salat tolak bala 4 rakaat dengan dua salam. Tradisi Rebo Wekasan sudah dilakukan sejak lama dan menjadi tradisi warga Karundang.

"Rebo wekasan sudah ada sejak lama, tapi jangan khawatir Rebo wekasan ada sumbernya dan penjelasannya," kata Baedowi kepada Kabar Banten Rabu 21 September 2022.

Baca Juga: Lirik Lagu Harus Berpisah by Joelle Gabriella 

Ia menjelaskan, Dalam kitab Ad-Dairobi menyebutnya hari rebo wekasan hari terakhir di bulan Safar hari yang dahsyat hari diturunkannya penyakit, akhirnya para sahabat bermusyawarah mengadakan salat tolak bala.

"Kami menyelenggarakan salat tolak bala dan tradisi dudus atau mandi kembang," ujarnya.

Ia mengatakan, di Karundang Kota Serang Banten sangat menarik ada tradisi dudus, berbeda dengan warga lain yang hanya memperingati rebo wekasan saja, mandi juga ada penjelasannya karena sudah di doakan.

"Air untuk mandinya juga sudah di doakan, ini sangat menarik berbeda dengan warga yang lain," ucapnya.

Baca Juga: Pekerja Terkena PHK Masih Bisa Terima BSU, Ini Syarat dan Penjelasannya 

Sementara itu, Masitoh Warga Karundang Kota Serang Banten mengatakan, tradisi dudus sudah dilakukan sejak lama, dan terus dilestarikan oleh warga Karundang, kegiatannya dilakukan dengan salat berjamaah menolak bala.

"Sebelumnya dilakukan bu khasanah beliau sudah tidak bisa bangun lagi, jadi diterusin sama bu eni, bu masitoh," katanya.

Ia mengatakan, Tradisi dudus dilakukan dengan mandi kembang tujuh rupa, nanti warga datang dan mandi yang dimulai pukul pukul 06.30 WIB. Bunga nya beragam yang dibeli oleh warga sekitar kemudian di doa kan oleh pak Ustad.

"Airnya di tambung di drum kemudian ditaruh bunga tujuh rupa serta di doakan kemudian di siram kepada warga yang sudah menunggu," ujarnya.*** 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler