Sejarah Asal Usul Serta Rahasia Sisi Kehidupan Masyarakat Suku Baduy

10 September 2023, 11:30 WIB
Ilustrasi terkait sejarah asal usul serta rahasia sisi kehidupan masyarakat adat Suku Baduy. /Tangkapan layar/Instagram @tehayubaduy

KABAR BANTEN - Sejarah perjalanan masyarakat adat Suku Baduy dari zaman dulu hingga saat ini masih terus menjaga aturan-aturan dan adat istiadat terdap alam dan Tuhannya.

 

Sebenarnya masyarakat adat Suku Baduy atau orang Kanekes mereka tidak pernah mau menyebut dirinya adalah orang Baduy mereka lebih suka disebut dengan sebutan orang Kanekes atau Aing Urang Kanekes (saya orang Kanekes).

Karena mereka sendiri tidak tahu apa itu Baduy dan siapa Suku Baduy itu.

Baca Juga: Membongkar Modus Baduy Palsu! Inilah Ciri-ciri Suku Baduy Asli

Sejarah munculnya sebutan Suku Baduy sendiri muncul ketika dulu ada seorang peneliti berkebangsaan Belanda yang datang ke Kanekes Banten dan peneliti tersebut menyamakan atau mengkultuskan orang-orang Kanekes itu seperti orang-orang Suku Baduy yang ada Arab Saudi dulunya disebut Baduwi maka lama-lama pelapalan Baduwi itu berubah jadi Baduy.

Lantas bagaimana sejarah dan asal-usul masyarakat Suku Baduy yang ada Kanekes Banten ini?

Berikut informasi Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Mang Baduy.

Masyarakat ada Suku Baduy berasal dari 40 orang pasukan setia Pajajaran yang kala itu dibawah pimpinan Prabu Siliwangi an diteruskan oleh Prabu Pucuk Umun.

Prabu Pucuk Umun ini diberi tugas dan diberi kewenangan oleh Prabu Siliwangi untuk menjaga dan merawat daerah pegunungan Kendeng Lebak Selatan tepatnya di yang sekaang di sebut kampung adat Suku Baduy.

Mereka diberi tugas untuk Madita ngaraksa alam yaitu harus menjaga membudayakan dan memelihara kelestarian alam agar tidak punah dan hancur.

Dulunya orang-orang Kanekes atau masyarakat adat Suku Baduy sangat tertutup dan mereka tidak menyatakan diri sebagai orang Pajajaran dan tidak pula menyatakan sebagai orang Majapahit.

Kenapa, karena pengaruh Islam pada zaman dahulu itu begitu kuat dan pelarian dari orang Majapahit atau orang Pajajaran terus dikejar maka dia tidak menyebutkan diri sebagai orang Pajajaran dan mereka selalu menyebut dirinya 'ngaing mah urang Kanekes'.

Karena takut akan dikejar oleh oleh pasukan (muslim) Kesultanan Banten maka orang-orang Suku Baduy menyembunyikan asal-usul mereka yang dari Pajajaran mereka selalu mengaku dari Kanekes daerah asli Gunung Kedeng.

Maka hingga sekarang masyarakat Suku Baduy meyebut dirinya sebagai orang Kanekes.

Masyarakat adat Suku Baduy itu sendiri terdiri dari 3 yaitu Baduy Dalam yang disebut Baduy Tangtu, Baduy Luar (Baduy Panamping) dan Baduy Dangka.

Baduy Dangka ini sekarang komunitas nya hanya ada 2 kampung yaitu di Cibengkung dan Cihandan.

Masyarakat Suku Baduy Dalam juga masih terbagi 3 kampung yaitu Cibeo, Cikertawarna dan Cikesik.

Jumlah keseluruhan kampung-kampung yang ada di Suku Baduy itu berjumlah 65 kampung.

Agama mereka adalah Sunda Wiwitan, Tuhannya Sanghyang Tunggal(Batara Tunggal), masyarakat Suku Baduy mempercayai bahwa Batara Tunggal menurunkan ciptaan nya sebanyak 7 turunan.

Masyarakat Suku Baduy juga meyakini tempat mereka adalah tempat diturunkan nya Nabi Adam(Batara Cikal), dan Nabi Muhammad atau orang Suku Baduy menyebutnya Ahmad yang disebutnya Batara Bungsu.

Ciri-ciri Suku Baduy dalam: ikat kepala putih polos, jamang (baju putih) dengan selalu memakai kain saung uros dan selalu jalan kaki.

Baca Juga: Rahasia Hubungan Erat Antara Suku Baduy dan Bung Karno

Sementara ciri-ciri Suku Baduy luar: menggunakan ikat kepala batik memakai baju kampret (pangsi) celana pendek selutut dan memakai kendaraan.

Ciri-ciri Suku Baduy Dangka adalah kehidupan mereka sudah bebas bergaul dengan warga sekitar, menggunakan elektronik dan mata pencaharian mereka juga tidak hanya bercocok tanam tapi ada yang berjualan dan sebagian ada yang sudah mu'alaf (masuk Islam).

Suku Baduy Dangka ini sudah terputus atau murtad sudah mulai meninggalkan aturan-aturan adat Suku Baduy maka mereka tidak lagi disebut Suku Baduy dalam atau Suku Baduy luar tapi disebut Baduy Dangka atau Baduy murtad.

Di masyarakat Suku Baduy itu sendiri ada struktur pemerintahan dan beberapa aturan adat yang harus dipatuhi.

Dimana aturan adat itu dibentuk berdasarkan hasil musyawarah yaitu melalui musyawarah Tangtu Tilu dan JaronTujuh.

Suku Baduy Cibeo memiliki tugas untuk urusan pelayanan kemasyarakatan seperti membantu pelayanan masyarakat.

Terkadang banyak masyarakat luar yang salah menafsirkan dan banyak berkunjung ke Pu'un yang ada di Cibeo yaitu ke Pu'un Jasdi untuk meminta berkah agar usahanya lancar, dan urusan-urusan yang bersifat duniawi.

Suku Baduy Cikertawarna banyak orang yang menyebutnya dengan Baduy Indung.

Tugas pertama dari Suku Baduy Cikertawarna ini adalah untuk urusan penasehat keamanan untuk urusan ketertiban dan keamanan dan pembinaan warga masyarakat Suku Baduy.

Dan banyak masyarakat dari luar yang salah mengartikan bahwa Suku Baduy Cikertawarna ini dianggap paling sakti maka banyak yang berkunjung ke Pu'un yang ada di Cikertawarna untuk meminta ilmu kejawaraan.

Selanjutnya Suku Baduy Cikesik adalah Baduy dalam yang dianggap paling tua diantara baduy-baduy lainnya.

Banyak yang menyebutnya Suku Baduy Cikesik ini adalah Baduy Bapa, karena di Baduy Cikesik ini tempatnya penetapan atau pengambilan keputusan adat.

Dan tugas utama dari Suku Baduy Cikesik ini adalah untuk bagian ke rohanian atau keagamaan, pemberian nasihat, penentuan tanggal kalender hitungan Baduy.

Serta pengambilan keputusan hari-hari besar seperti Kawalu, Ngalaksa, Seba Baduy dan dijadikan tempat pengadil atau hakim untuk hukum adat yang berlaku.

Di masyarakat adat Suku Baduy juga ada larangan yang harus dipatuhi baik itu bagi warga Baduy itu sendiri maupun pengunjung atau wisatawan.

Larangan untuk warga Baduy itu sendiri seperti dilarang menggunakan perkakas dari kaca, seperti gelas piring, dan perabotan yang dari pelastik dan dilarang menggunakan alat- elektronik terutama untuk Baduy dalam.

Ketika warga Suku Baduy dalam menikah dengan warga Suku Baduy luar maka warga Baduy dalam harus keluar dari Baduy dalam dan menjadi warga Baduy luar dan tidak bisa lagi tinggal atau menjadi warga Baduy dalam.

Kecuali warga Suku Baduy dalam kawin dengan orang Baduy dalam juga maka boleh tetap tinggal di situ.

Dan ketika ada warga Suku Baduy dalam melanggar ketentuan adat maka akan diusir dari Baduy dalam dan otomatis menjadi warga Baduy luar.

Selanjutnya larangan adat bagi para pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke kampung adat Suku Baduy.

Bagi pengunjung yang berkunjung ke wilayah Baduy luar masih bisa menggunakan barang-barang elektronik seperti hp dan sejenisnya, tapi mereka tidak boleh menggunakan alat-alat listrik.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Bahasa Manusia Kuno yang Menjadi Misteri dan Belum Bisa Diterjemahkan Hingga Saat Ini

Dan ketika akan masuk ke wilayah kamput adat Suku Baduy dalam semua harus ditanggalkan atau disimpan karena wilayah Suku Baduy dalam steril.

Dan orang yang berkulit putih atau bule tidak boleh berkunjung ke wilayah adat Suku Baduy dalam karena hukum adatnya nanti akan langsung dirasakan.

Itulah sejarah asal-usul serta rahasia sisi kehidupan masyarakat adat Suku Baduy, semoga informasi ini bermanfaat.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Mang Baduy

Tags

Terkini

Terpopuler