Stasiun Kereta Api Labuan Pandeglang, Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda yang Mati Suri

16 Oktober 2023, 16:53 WIB
Stasiun Kereta Api Labuan Pandeglang, Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda yang Mati Suri /Tangkapan layar YouTube /Bantampedia


KABAR BANTEN - Di Stasiun Labuan pandeglang, ada bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang mati suri, atau kata lain non aktif tidak dipakai lagi.

Keberadaan bangunan yang berada di Kampung Cigondang, Labuan, Pandeglang, Banten, merupakan salah satu stasiun yang paling barat dari Pulau Jawa yang di bangun masa penjajahan Belanda.

Baca Juga: 6 Cafe Hits dan Terbaru di Tangerang yang Bisa Dijadikan Referensi Untuk Ngopi Cantik

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Syaechu Rizal, berikut Stasiun Labuan yang memiliki sejarah.

Stasiun Labuan, pernah menjadi pusat keramaian di era abad 18 dan abad 19 di zamannya, walaupun saat ini Stasiun Labuan dalam keadaan mati suri, namun gedung tua peninggalan Kolonial Belanda ini masih berdiri kokoh.

Dengan ornamen bentuk bangunan khas era kolonial, terdapat tiga buah jendela di bagian selatan dan utara, yang mana salah satu ruangan tersebut dahulu di gunakan sebagai tempat loket, dan satu ruangan nya lagi dahulu di gunakan sebagai mess kepala stasiun.

Pompa air peninggalan Kolonial Belanda

Pada sebuah artikel disebutkan bahwa stasiun Labuan ini di bangun oleh beberapa perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, yang mana ada beberapa bukti otentik, berupa alat pompa pengisi air pada lokomotif yang berada persis di depan Stasiun Labuan dengan tulisan bahasa Belanda.

Pada bagian alat pompa ada tulisan asli Belanda. Salah satu sisa pembangunan bagian-bagian dari stasiun  kereta api di zaman Belanda ini memiliki tulisan Berbahasa Belanda.

Pada saat itu  sudah ada   cetakan besi coran yang luar biasa, besi  baja asli terjaga sampai dengan sekarang. 

Kereta api di Stasiun Labuan mulai tidak aktif itu tahun 1980, jadi mulai dibangun    rel kereta dari Rangkas Bitung sampai Labuan kira-kira di tahun 1800an, pada jaman penjajahan sekitar abad 17-an.

Semoga Stasiun Labuan ini walaupun tidak  digunakan sebagaimana mestinya tetap terjaga kelestariannya.

Lokasi stasiun dekat dengan Pasar Labuan, pertigaan dekat dari Polsek Labuan, pasar ikan dan  jalan ke   makam keramat Syekh Daud Cigondang.

Bangunan Belanda ini khas karakteristik stasiun era jaman Belanda,   dengan bingkai jendela yang besar dengan ukurannya dua meteran.

Bangunan peninggalan  Belanda yang menjadi Kewedanaan Menes jendelanya   hampir sama dengan bingkai jendela yang ada seperti ini.

Bangunan yang memiliki pintu dari kayu jati yang berdiri kokoh masih asli atasnya, menggunakan siku-siku yang bagian rangka atapnya masih asli.

Kayu jati yang luar biasa  berkualitas termasuk pintu masih asli. Dan tehel lantai ini menurut keterangan merupakan lantai asli bawaan, ini asli zaman Belanda.

Sebagai bukti  sejarah, besi yang bertuliskan Belanda berupa timbangan  zaman Belanda.

Alat timbang ini sebagai pusat niaga cengkeh, lada, dan sebagainya. Karena memang Labuan, Menes sampai Rangkas Bitung dulu salah satu jalur tranportasi Niaga.

Demikianlah penelusuran  bangunan bersejarah di Kecamatan Labuan, tepatnya di   stasiun era zaman Belanda yang ada di Labuan.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Bantampedia

Tags

Terkini

Terpopuler