Sejarah Masjid Sultan Atau Masjid Kuno Kampung Masigit Curug Kota Serang, Ada Tradisi Menyimpan Air di Gentong

8 Maret 2024, 12:43 WIB
Masjid Sultan Atau Masjid Kuno Kampung Masigit Curug Kota Serang /YouTube /Mang Dhepi

KABAR BANTEN – Di Provinsi Banten terdapat banyak masjid kuno yang merupakan peninggalan masa lampau.

Masjid-masjid kuno ini menjadi destinasi wisata religi yang diminati oleh pengunjung baik lokal maupun luar daerah.

Misalnya kawasan Banten Lama yang merupakan ibu kota Kesultanan Banten, di utara Banten ini peninggalan Islam sangat lekat.

Di sini berdiri dengan kokoh sampai saat ini Masjid Agung Banten.

Tidak hanya di Banten Lama, beberapa masjid yang dahulu menjadi pusat penyebaran Islam masih dapat dikunjungi bahkan masih dipergunakan untuk beribadah.

Salah satunya adalah Masjid Kuno Kampung Masigit Curug Kota Serang Banten yang biasa disebut juga Masjid Sultan.

Baca Juga: Sejarah Masjid Raya Al Bantani Kompleks Perkantoran Pemerintah Provinsi Banten Megah Terbesar di Banten


Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal Youtube Mang Dhepi Channel, berikut sejarah Masjid Sultan atau Masjid Kuno Kampung Masigit Curug Kota Serang.

Di sekitaran Curug Manis, Kota Serang, banyak ditemui masjid-masjid kuno yang bentuk arsitektur bangunannya menyerupai Masjid Banten Lama.

Ini merupakan bentuk kearifan lokal yang mengandung nilai estetika dan historis, terutama pada bentuk atap dari genteng yang bersusun tiga.

Bentuk kearifan lokal ini dijumpai hampir seluruh daerah di Banten. Hampir semua atap masjid menggunakan genteng dari tanah merah, karena genteng terbukti lebih praktis, mudah perawatannya, serta awet dan tahan lama.

Sayangnya saat ini penggunaan genteng tanah merah mulai banyak ditinggalkan dan beralih menggunakan genteng metal yang banyak digunakan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Masjid Kampung Masigit yang berada di RT 02/03, Kampung Masigit, Kelurahan Curug Manis, Kecamatan Curug, Kota Serang, Provinsi Banten, tampak masih terlihat berdiri kokoh.

Atap masjid berbentuk kerucut dengan dua undakan. Masing-masing undakan ada dinding papan persegi panjang. Di bagian atas masjid ada mastaka bertingkat tiga.

Tingkat pertama terdapat ornamen berbentuk burung menghadap ke empat sisi, tingkat kedua terdapat ornamen buah delima, dan tingkat ketiga ornamen menyerupai bunga.

Di dalam dekat dengan mimbar terdapat empat tiang kayu jati yang menopang atap di ruang utama.

Terdapat dua mimbar, namun, satu di antaranya kuno dan tidak dipakai karena kayunya rapuh.

Menurut sesepuh setempat, Rakam, Masjid Kampung Masigit merupakan salah satu masjid tertua di Banten.

Masyarakat sekitar menyebutnya Masjid Sultan karena kemungkinan dibangun pada masa Sultan Maulana Hasanuddin.

Ada tiga nama masjid di Kota Serang serupa seperti di Kampung Masigit, yaitu di Cipecung, Priyayi, dan Kasemen.

Di dalam Masjid Kampung Masigit ada makam Ki Kaminja. Menurut tetua masyarakat "Tapi sekitar tahun 1978, makamnya ditutup. Itu kata orang tua saya dulu," ujar pria berusia 62 tahun ini.

Di masjid petama kali ada sebuah gentong, karena banyak yang datang dan menggambil air dari gentong tersebut maka lambat laun gentong pun bertambah menjadi tiga seperti saat ini.

Satu gentong berukuran besar yang sebagian tubuhnya terkubur di dalam tanah dan hanya terlihat airnya. "Pada 2013 ada pelebaran masjid, maka gentong yang tertimbun diangkat.

Setiap satu bulan sekali pada Jumat, gentongnya dibersihkan," ujar Harmah, warga setempat.

Menurut tradisi setempat setelah tabuhan beduk pada Jumat pertama, anak-anak mengambil air dari gentong yang berasal dari sumur masjid.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Kampung Masigit, Sugiti, mengatakan masjid pernah dua kali direnovasi di bagian atap dan pelebaran.

"Pada 2013 dan 2017 masjid pernah direnovasi, namun  tidak mengubah bentuk aslinya," ujar pria berusia 38 tahun ini.

Masjid ini biasanya didatangi para peziarah setiap malam Jumat dan Selasa.

Untuk menuju masjid ini, dari simpang empat jalan Provinsi Banten, ambil kanan melalui jalan arah Petir, sekitar 100 meter dari jalan raya, tepat di samping kiri jalan terdapat patung monumen pahlawan Samin kemudian belok kiri.

Sepanjang perkampungan menuju lokasi Masjid Kampung Masigit, jalanannya berbatu dan tidak rata, dengan lebar antara 1-2 meter. Sisi kanan dan kiri jalan adalah hutan, kebun, dan persawahan.

Baca Juga: Menguak Sejarah Masjid Pacinan Tinggi Dermayon Banten yang Menyisakan Puing Akulturasi Budaya

Itulah Masjid Sultan atau Masjid Kuno Masigit Curug Serang, kondisinya masih kokoh berdiri dan bisa dijadikan destinasi wisata relegi di Provinsi Banten. ***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi

Tags

Terkini

Terpopuler