KABAR BANTEN - Jejak tsunami masa lalu juga ditemukan di Kota Cilegon. Ini erat kaitannya dengan peristiwa letusan Gunung Krakatau pada 1883.
Kejadian itu juga berkaitan dengan asal-usul Danau Rawa Arum, sebuah danau tadah hujan yang terletak di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Di dasar danau itu, terkubur sebuah desa yang hilang ditelan bumi akibat letusan Gunung Krakatau dan tsunami, 138 tahun yang lalu.
Sawiri (65), sesepuh di Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mengatakan, ratusan tahun yang lalu Situ Rawa Arum adalah sebuah permukiman bernama Desa Telaga.
Desa ini kaya akan sumber daya alam. Di sisi darat mereka punya sawah, di sisi laut mereka memiliki ikan melimpah.
"Desa Telaga itu desa makmur, berdiri di zaman Kesultanan Banten. Tidak pernah kekurangan apa-apa karena sumber daya alamnya banyak," katanya.
Saat itu, Desa Telaga dipimpin Ki Ageng Ireng. Ki Ageng Ireng tidak menduga harus berhadapan bencana alam besar, yakni meletusnya Gunung Krakatau yang disusul tsunami.
"Saat kepemimpinan Ki Ageng Ireng ini, bencana Gunung Krakatau meletus," ujarnya.