Saat meletus, kekuatan ledakannya tercatat 130 ribu lebih besar dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Saat itu, Ki Ageng Ireng memerintahkan seluruh penduduk untuk evakuasi ke pegunungan Merak.
"Keputusan Ki Ageng Ireng sangat tepat. Sebab beberapa saat setelah letusan, tsunami datang meluluhlantakkan daratan," tuturnya.
Tiga minggu lamanya, Ki Ageng Ireng bersama warga Desa Telaga mengungsi di pegunungan. Betapa kaget mereka, ketika pulang Desa Telaga amblas ke dalam tanah dan tertutup air laut.
Baca Juga: Dulur-dulur Jangan Khawatir, Ada Tips Menghadapi Bencana Ringan di Akhir Musim Penghujan
"Gempa bumi akibat meletusnya Gunung Merapi membuat Desa Telaga amblas. Lalu cekungan desa itu tertutup alir laut yang terbawa tsunami, membentuk danau air asin," ucap Sawiri.
Ki Ageng Ireng tidak putus asa. Sambil berharap untuk bisa membangun kembali desanya, ia memerintahkan warga untuk bermukim di sekeliling danau.
Ia menunggu air laut yang menutupi desanya itu surut. Namun setelah ditunggu bertahun-tahun, danau itu tidak juga surut.
Baca Juga: Hujan Ekstrem Mengguyur Sejumlah Wilayah di Indonesia, Kapan Akan Berakhir? Ini Prediksi BMKG