KABAR BANTEN - Kota Cilegon dilanda hujan ekstrem pada Rabu 3 Maret 2021 malam hingga Kamis 4 Maret 2021 dini hari.
Akibatnya, banjir terjadi di 3 kelurahan di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
3 Kelurahan tersebut adalah Tamansari, Mekarsari, dan Lebak Gede. Di Tamansari, kurang lebih 50 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban banjir, sementara di Mekarsari 30 KK, serta di Lebak Gede 20 KK.
Ketua RT 01/06 Lingkungan Sukamaju, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Erwin mengatakan, banjir terjadi karena adanya pendangkalan sungain di Sangkanila 1 dan Sangkanila 2.
“Jadi tadi kan hujannya deras banget, mulai Rabu 3 Maret 2021 pukul 21.30 WIB. Karena sungai di Sangkanila 1 dan Sangkanila 2 ada pendangkalan sungai, akhirnya air pun meluap," kata Erwin.
Akibat kejadian ini, kata dia, ibu-ibu dan anak balita divakuasi ke Masjid Alhidayah karena ketinggian air sudah mencapai 1 meter.
Baca Juga: Menyeberang di Tengah Cuaca Buruk, Inilah Tips Keselamatan Penumpang Kapal Laut
Dia mengungkapkan, selama 2 tahun belakangan Sungai Sangkanila 1 dan Sangkanila 2 belum dilakukan normalisasi oleh dinas terkait.
Bahkan, saat diajukan oleh warga setempat, rekomendasi tersebut tak kunjung di realisasi oleh pihak Pemkot Cilegon.
“Sebenarnya sudah kami minta agar sungai ini di normalisasi. Tapi, tidak pernah diakomodir oleh pemerintah. Saya sih berharap, pemerintah dapat mencarikan solusi akibat dari banjir ini,” ujarnya.
Camat Pulomerak Muhammad Hatta mengatakan, pangkal dari banjir di Tamansari da Mekarsari bukan hanya pada pendangkalan sungai. Namun jembatan kereta api juga persoalan utama banjir di wilayahnya.
"Penyakitnya itu di jembatan kereta api, itu perlu diperlebar. Kalau tidak, Tamansari dan Mekarsari akan kebanjiran terus," tuturnya.
Sementara di Lebak Gede, banjir yang terjadi karena air bah dari arah perbukitan. Dimana tumpahan air juga membawa lumpur dan bebatuan.
"Setiap hujan, air dari bukit tumpah ke bawah. Alhamdulillah tidak ada rumah roboh," ucapnya.***