Bukan Siklon Tropis, Ternyata Fenomena Ini yang Sebabkan Banjir di Lebak

- 5 April 2021, 10:46 WIB
Jembatan Muhara di Kampung Muhara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak terputus akibat terendam banjir  Sungai Ciberang, Kamis, 1 April 2021.
Jembatan Muhara di Kampung Muhara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak terputus akibat terendam banjir Sungai Ciberang, Kamis, 1 April 2021. /Dok. Koordinator BPBD Kecamatan Lebak Gedong Sopian

KABAR BANTEN - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II telah menganalisa bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Lebak pada hari Sabtu, 3 April 2021.

Berdasarkan analisas BMKG tersebut, banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak bukan disebabkan Siklon Tropis, melainkan fenomena gelombang kelvin.

Hal tersebut dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizki Pratama, Senin 5 April 2021.

Baca Juga: Kota Cilegon Terendam Banjir, 10 Fakta Terungkap, Sanuji Pentamarta: OPD Terkait Segera Tangani!

"Bencana banjir terjadi di Lebak bukan karena siklon tropis. Namun, dari hasil analisa BMKG, banjir yang terjadi di Lebak kemarin lebih pada fenomena gelombang kelvin," kata Pebby, kepada kabarbanten.pikiran-rakyat.com. 

Dia menjelaskan, fenomena gelombang kelvin menyebabkan tingkat curah hujan tinggi. Berdasarkan data curah hujan dari stasiun pengamatan terdekat, tercatat hujan lebat hingga sangat lebat dengan intensitas curah hujan 90 mm per hari dan 104.8 mm per hari pada tanggal 2 hingga 3 April 2021.

Diwaktu yang sama kondisi suhu muka laut di sekitar perairan Banten pada tanggal 1 April  2021 berkisar antara 29 derajat celcius hingga 30 derajat. 

Baca Juga: Puluhan Balita Jadi Korban Banjir di Kramatwatu Kabupaten Serang

"Suhu muka laut pada kisaran tersebut termasuk dalam kategori hangat sehingga menyebabkan penambahan pasokan uap air dari perairan tersebut ke wilayah Banten,” ujarnya.

“Anomali suhu muka laut berkisar antara 0.5 derajat Celcius hingga -1.0 derajat celcius terhadap normalnya. Adanya penguapan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan  banyak suplai uap air di atmosfer untuk mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar Provinsi Banten," katanya, menambahkan.

Lebih lanjut Febby menjelaskan, peta angin gradien pada tanggal 2 April 2021 jam 12 UTC menunjukkan secara umum bahwa angin bertiup dari arah Barat Laut hingga Utara dengan kecepatan berkisar antara 15 – 30 knots.

Baca Juga: Ratusan Rumah dan Terminal Mandala di Kabupaten Lebak Terendam Banjir 

Terdapat daerah tekanan rendah di Samudra Hindia sebelah Barat Banten yang membentuk daerah belokan angin atau windshear di sepanjang wilayah Banten sehingga memberikan pengaruh signifikan terhadap potensi pertumbuhan  awan-awan hujan.

"Gelombang Kelvin terpantau aktif pada tanggal 02 April 2021 di sebagian Pulau Jawa yang mana berkontribusi pada proses pembentukan awan hujan terutama di wilayah Banten. Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 02 April 2021 terlihat di wilayah Kabupaten Lebak didominasi oleh awan Cumulunimbus (Cb) dengan suhu puncak awan mencapai - 100 °C. Awan Cumulunimbus terlihat konsisten berada di  wilayah Kabupaten Lebak sejak malam hingga pagi hari," katanya.

Berdasarkan hasil analisa pada Citra Radar Cuaca,  terpantau terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Kabupaten  Lebak. Hujan mulai terjadi secara merata pada malam hari  tanggal 02 April 2021 dan masih berlangsung hingga tanggal 03 April 2021 lalu.

Baca Juga: Dua Bibit Siklon Tropis Muncul, di NTT Sudah Mengamuk, Waspada Bibit Kedua Ancam Wilayah Ini

"Kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik kecamatan di Kabupaten Lebak lebih disebabkan oleh meluapnya debit sungai Cipayanggu (anak sungai) akibat curah hujan tinggi dari malam hingga pagi hari. Curah hujan tinggi dipicu oleh suhu muka laut yang hangat, MJO aktif, pola belokan angin yang terbentuk karena adanya daerah bertekanan rendah, dan aktifnya Gelombang Kelvin," kata Pebby.

Intesitas curah hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

"Cuaca buruk masih berpotensi di wilayah Banten umumnya dan Lebak khususnya. Terutama pada malam hingga dini hari, oleh karena itu diminta kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan pergerakan tanah," katanya.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x