“Terlepas dari konflik yang mungkin terjadi di antara pengurus pusat dan Banten, tetapi proses pergantian yang terjadi tidak ada sedikit pun komunikasi dan koordinasi yang baik,” tuturnya.
Ulum yang juga sebagai Ketua DPRD Kabupaten Serang ini mengatakan, seharusnya Bapera menjunjung tinggi etika berorganisasi dan mengedepankan prinsip kebersamaan. Sebab Bapera merupakan organisasi yang mayoritas berisi para pemuda.
Baca Juga: PSSI Optimistis Liga 1 dan 2 Diizinkan Mabes Polri, Berikut Daftar Klub Peserta Sementara
“Pergantian yang terjadi menunjukkan upaya perpecahan kalangan pemuda di Banten. Dan ini artinya, organisasi ini sudah tidak sehat bagi bernaungnya para pemuda. Dan kami sepakat membubarkan diri,” ujarnya.
Ahmad Viktor yang diganti posisinya dari Ketua Bapera Kabupaten Tangerang menilai terdapat hal lucu dalam surat keputusan pergantian dirinya.
“Dalam surat keputusan mengganti saya sebagai Ketua Bapera Kabupaten Tangerang, tetapi ada kalimat pengurus Kota Tangerang Selatan. Ini surat keputusan aneh. Jadi lebih baik saya mundur dari Bapera,” ujarnya.
Ia mengaku sedang menghimpun sekitar 1.000 anggota Bapera di Kabupaten Tangerang dan akan melakukan kegiatan. Namun tiba-tiba ia mendapatkan informasi pergantian pengurus.
“Ada dorongan, kami bersama sejumlah ketua dan pengurus Bapera di kabupaten/kota untuk membuat Bapera tandingan. Tidak kami lakukan, dan memilih mundur dan membubarkan diri dari Bapera,” katanya.
Menurut Viktor, melihat komposisi kepengurusan Bapera Banten dan kabupaten/kota yang dirombak oleh pengurus pusat, memperlihatkan organisasi ini semakin melemah.