Setelah divaksin, kata Putri, gejala batuk-batuk dan demam dialami suaminya. Putri pun terpaksa membawa sang suami berobat ke puskesmas setempat. Namun, mendapat penolakan lantaran penuh. Pihak puskesmas menyarankan untuk dirawat di rumah saja.
"Saya ke puskesmas ditolak, alasannya penuh, terus orang puskesmas bilang dirawat di rumah saja, karena rumah sakit juga penuh semua. Selama delapan hari itu almarhum batuk-batuk, terus demam. Tapi sempat enakan. Nah, saat lemes-lemesnya tadi (Rabu, sebelum meninggal) terus meninggal jam empat sore," ujarnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Tempat Usaha di Kabupaten Tangerang Dibatasi Sampai Jam 7 Malam
Putri berharap peristiwa yang menimpa keluarganya ini mendapat perhatian dari pemerintah. Sebab pihaknya mengklaim kepergian suaminya itu akibat divaksin Covid-19.
Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang angkat bicara soal meninggalnya warga RT 3 RW 3 Kelurahan Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang diduga usai divaksin Covid-19.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr Liza Puspadewi menjelaskan hal ini akan dibahas oleh Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Pokja KIPI) pada Sabtu, 26 Juni 202 mendatang.
“Jadi sudah 251 ribu warga Kota Tangerang yang sudah divaksin. Jadi sekecil apapun efek dari vaksin akan kami bahas dengan Pokja KIPI,” kata Liza di kantornya di Jalan Daan Mogot, Kecamatan Tangerang.
Sementara, pihaknya bersama Pokja KIPI akan mengumpulkan semua data sebelum atau pasca vaksin yang dilakukan terhadap Joko Susanto. Jawaban penyebab kematian Joko, kata Liza akan dibagikan secepatnya.
“Kita sekecil apapun akan dibahas. Sepeti tempo hari ada warga yang divaksin di mini ICU di mengeluhkan pusing itu kita bahas apa sebabnya,” beber Liza.