PPKM Diperpanjang, Pedagang di Bundaran Cibeber Kota Cilegon Masak Batu

- 3 Agustus 2021, 15:38 WIB
Suasana para pedagang Bundaran Cibeber Kota Cilegon, saat melakukan aksi masak batu, di Bundaran Cibeber Kota Cilegon, Selasa 3 Agustus 2021.
Suasana para pedagang Bundaran Cibeber Kota Cilegon, saat melakukan aksi masak batu, di Bundaran Cibeber Kota Cilegon, Selasa 3 Agustus 2021. /Kabar Banten/Sigit Angki Nugraha

KABAR BANTEN - Sejumlah pedagang di Bundaran Cibeber Kota Cilegon merespons perpanjangan PPKM dengan melakukan aksi memasak batu, Selasa 3 Agustus 2021.

Bentu protes dengan memasak batu, mengartikan jika para pedagang sudah tidak mampu lagi menghadapi perpanjangan PPKM.

Karena itu, para pedagang meminta pemerintah pusat segera menyudahi perpanjangan PPKM, sebagai esensi dari aksi memasak batu.

Baca Juga: Dampak PPKM, Pedagang Bendera di Kota Serang Sepi Pembeli

Irfan Hidayat, salah satu pedagang mengatakan, pihaknya merasakan dampak dari PPKM, dimana pendapatan mereka anjlok.

"PPKM adalah kebijakan yang sangat buruk untuk kami. Pendapatan para pedagang khususnya di Bundaran Cibeber jadi anjlok," katanya.

Kata Irfan, PPKM yang telah diberlakukan sejak awal Juli telah membuat para pedagang terpuruk. Dimana dalam sehari, pendapatan mereka hanya Rp15 ribu.

"Sementara untuk bayar tukang angkut, saya bayarnya Rp 15 ribu. Jadi pulang ke rumah itu nggak bawa duit sama sekali. Itu sudah terjadi selama 13 hari,” ujarnya.

Irfan mengungkapkan, omset usahanya saat kondisi masih dalam kondisi normal sebelum merebaknya Covid-19 berjalan baik.

Baca Juga: Tes Swab di Pasar Rangkasbitung, 5 Pengunjung dan Pedagang Positif Covid-19

Namun setelah pemberlakuan PPKM darurat, omset para pedagang anjlok hingga 95 persen, ini katanya sangat mengkhawatirkan.

“Sebelum ada covid, kami hitung omset rata-rata Rp800 ribu sampai Rp 1,5 juta perhari. Lalu sekarang ini, penurunannya sampai 90-95 persen,” tuturnya.

Selain memasak batu, para pedagang pun memasang kain putih juga mengenakan baju hitam, ini melambangkan kondisi mereka yang karut marut.

"Kain putih yang kami bentangkan, pertanda kami sudah menyerah. Tidak ada lagi pedagang yang bisa berjualan," ucapnya.

"Sementara baju hitam yang kami kenakan, pertanda jika kami betul-betul berduka dengan adanya perpanjangan PPKM ini," tambahnya.

Irfan pun mengatakan jika bantuan berupa beras dan uang sebesar Rp300 ribu, tidaklah cukup untuk membantu masyarakat selama PPKM.

Baca Juga: Sambut Kemerdekaan RI, Pemdes Kanekes: Semoga PPKM Tidak Diperpanjang

Terlebih, masih ada warga yang tidak tersalurkan bantuan tersebut, dalam arti kata program bantuan pemerintah tidak tersalurkan secara merata.

"Di lapangan masih ada teman-teman yang tidak mendapatkan perhatian. Kami juga sudah sampaikan ini kepada Pak Wali Kota," katanya.

Terkait perpanjangan PPKM, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta mengatakan, pihaknya sangat berat hati mengikuti kebijakan pemerintah pusat.

Meskipun dari sisi kesehatan Pemkot Cilegon telah berusaha keras, namun dari sisi pertumbuhan ekonomi memang dirasakan berat.

"Dari sisi kesehatan, kami sudah berupaya keras. Tapi sisi ekonomi inilah yang dirasakan berat, khususnya untuk para pelaku UMKM," ujarnya.

Baca Juga: Update Ranking BWF Greysia-Apriyani, Kevin-Marcus, Hendra-Ahsan dan Ginting Usai Raihan Olimpiade Tokyo 2020

Terkait dampak UMKM, Sanuji mengaku akan memerhatikan program-program yang berkaitan dengan dampak PPKM.

Diantaranya penyaluran stimulan bantuan sosial atau bansos, ia akan mengatur ritme dari program bantuan tersebut.

"Untuk teman-teman UMKM, nanti stimulan bansosnya akan diatur untuk membantu UMKM. Kita harus menghadapi bersama kebijakan pemerintah pusat ini," tuturnya.***

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x