Kesaktian Ayam Jago Sultan Hasanuddin, Penakluk Raja Sunda Prabu Pucuk Umun, Dimulainya Kesultanan Banten

- 10 Agustus 2021, 15:52 WIB
Ilustrasi, ayam jago Sultan Hasanuddin yang mengalahkan ayam jago milik Pucuk Umun dalam pertarungan kekausaan di Banten.
Ilustrasi, ayam jago Sultan Hasanuddin yang mengalahkan ayam jago milik Pucuk Umun dalam pertarungan kekausaan di Banten. /pixabay

Tetapi karena merupakan penjelmaan dari orang yang memiliki ilmu yang tinggi, atas seizin Allah, tubuhnya kebal terhadap senjata tajam. Sebelum pertarungan dimulai, Maulana Hasanuddin berdoa untuk meminta petunjuk agar ia dapat memenangi pertarungan adu ayam dengan pamannya sendiri.

Tibalah waktu yang telah ditentukan. Kedua pihak pun beramai-ramai mendatangi lokasi. Bukan hanya ayam jago yang dibawa oleh Prabu Pucuk Umun dan Syaikh Maulana Hasanuddin, melainkan juga pasukan untuk meramaikan dan menyaksikan pertarungan tersebut.

Bahkan, kedua pasukan membawa senjata untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Prabu Pucuk Umun terlihat membawa golok yang terselip di pinggangnya, dan tombak digenggamannya, sedangkan Syaikh Maulana Hasanuddin hanya membawa sebilah keris pusaka milik ayahnya, Sunan Gunung Djati yang diwariskan kepadanya.

Prabu Pucuk Umun mengambil tempat di tepi utara arena dengan berpakaian hitam-hitam, berambut gondrong sampai leher, dan berikat kepala. Sementara itu, Syaikh Maulana Hasanuddin berdiri di sisi selatan arena dengan berjubah dan bersorban putih di kepala. Dari pinggir arena, kedua belah pihak yang akan bertarung terlihat tegang.

Kedua ayam jago dikeluarkan dari kandangnya masing-masing. Suasana yang tadinya tegang berubah menjadi ramai. Suara riuh rendah penonton membahana memberi semangat kepada kedua ayam jago yang bertarung.

Di dalam arena, kedua ayam jago bergerak saling mendekati. Sesekali, keduanya berkokok silih berganti seperti saling menantang. Saat saling berhadapan dengan jarak kurang lebih dua meter keduanya tampak saling menggertak dengan posisi memiringkan badan sambil berputar-putar mengelilingi arena.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Jalak Rarawe berhenti berputar lalu mundur setengah meter untuk mengambil ancang-ancang. Dengan kekuatan penuh, ia bergerak maju menyerang Saung Patok sambil mengarahkan tajinya yang bersenjata keris ke arah dada lawannya yang juga terlihat siap menyambut serangan pertama itu.

“Gebraaaaak!” Tak terelakkan lagi, benturan fisik pun terjadi antara dua jago yang sedang bertarung mempertaruhkan harga diri tuannya. Saung Patok menyambut serangan Jalak Rarawe sehingga mengakibatkan keduanya terpental jauh ke belakang.

Mereka kembali berhadap-hadapan, siap menyerang dan diserang. Semua mata mengarah kepada kedua jago itu. Rupanya, ayam jago Pucuk Umun telah terpancing emosinya. Gerakannya makin liar dan matanya merah. Lalu, ia menyerang lagi dengan maksud merobek dada Saung Patok.

Kali ini, Saung Patok berkelit ke arah kiri menghindari keris berbisa jago Pucuk Umun. Tiba-tiba, “Buk!” kaki kanan ayam jago Hasanuddin telah bersarang di rusuk kanan Jalak Rarawe. Serangan Jalak Rarawe menjadi gagal total.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah