"Kampung di dekat Gunung Sugih itu dibuka oleh Pangeran Ariya Dhillah yang memiliki julukan Pangeran Sangga Wulung Langlang Buana. Sang pangeran yang membabat alas," kata Syadzili yang akrab disebut Abah Haji Li itu.
Ketika itu, menurut Syadzili, Pangeran Ariya Dhillah ditugaskan oleh ayahandanya Sultan Maulana Hassanudin, ke Barat untuk menyebarkan agama Islam. "Ketika itu belum ada nama Lampung," kata Syadzili.
Pangeran lalu pergi ke Sumatera dan berhenti ketika berjumpa sungai besar setelah melewati Gunung Sugih," kata Syadzili.
Baca Juga: Pengembangan Pertanian, Bupati Pandeglang Hibahkan Lahan 7,4 Hektare ke Untirta
Pangeran dan pasukannya lalu tinggal untuk menetap sementara. Ia dan para anggota keluarga kerajaan juga menikah dengan penduduk setempat.
"Tujuannya agar keturunan daerah tersebut memiliki 'jejeg' Banten alias darah Banten," kata Syadzili. Salah satu yang terkenal adalah Pangeran Menggala yang berdarah Banten.
Dari Gunung Sugih, Pangeran Ariya Dhillah melanjutkan perjalanan hingga ke Palembang, Sumatera Selatan.
"Itulah sebabnya nama Ariya Dhillah juga akrab dan dihormati oleh masyarakat Sumatera Selatan," kata Ketua Umum DPP Generasi Muda Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi, yang turut serta berziarah dengan Erick Thohir bersama Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar KH. Embay Mulya Syarief dan Komisaris PT Angkasapura II, Tubagus Fiki C Satari.
Baca Juga: Erick Thohir Pakai Batik Baduy, Datangi Kediaman Ketum MA, Dipertemukan dengan Aini Penulis Novel
Tentu, menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten, H. Tubagus M Hasan Fuad, diperlukan verifikasi untuk memastikan Erick Thohir benar-benar keturunan Sultan Banten.