Ditarget Tahun Ini, Sejumlah Pasar Tradisional di Kota Serang Difungsikan Kembali

- 5 Oktober 2021, 11:20 WIB
Pasar tradisional Margaluyu di Kampung Jenggot, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Foto diambil beberapa waktu lalu sebelum dilakukan pembenahan.
Pasar tradisional Margaluyu di Kampung Jenggot, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Foto diambil beberapa waktu lalu sebelum dilakukan pembenahan. /Dok. Kabar Banten

KABAR BANTEN - Dinas Koperasi Perdagangan Industri dan Usaha Kecil Menengah atai Dinkopperindag UKM Kota Serang akan memfungsikan kembali sejumlah pasar tradisional yang belum sempat beroperasi.

Diantaranya, pasar tradisional Margaluyu di Kampung Jenggot, Kecamatan Kasemen dan pasar Walantaka Kota Serang.

Sekretaris Dinkopperindag UKM Kota Serang Um Rochmat Hidayat mengatakan, pihaknya menargetkan sejumlah pasar tradisional tersebut kembali beroperasi pada tahun ini.

Baca Juga: Sinopsis Series Thailand Irresistible, Kisah Romantis Tragis Antara Lee Thanat dan Aom Sushar

"InsyaAllah jangan sampai melewati tahun 2022 kami fungsikan (pasar tradisional. Mudah-mudahan tidak ada halangan," katanya, Selasa 5 Oktober 2021.

Dia mengaku, sebelumnya para pedagang sempat menempati pasar Walantaka, namun hanya bertahan selama satu bulan dan mereka kembali berjualan di pasar yang lama.

"Iya ditinggal pergi oleh masyarakat dan pedagang, tapi akan segera beroperasi kembali. Tentu tujuannya untuk perputaran perekonomian masyarakat setempat," ujarnya.

Baca Juga: Sudah 70 Orang Donorkan Plasma Konvalesen di UDD PMI Kabupaten Serang, Sekarang Distop Dulu

Saat ini, dikatakan dia, pihak Dinkopperindag dan UKM Kota Serang telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti kecamatan dan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di masing-masing kecamatan.

"Kami melakukan koordinasi dengan kecamatan. Karena di sana ada pelaku usaha (UKM) yang akan kami dorong untuk mengisi pasar," ucapnya.

Rochmat menyebutkan, beberapa pasar yang akan difungsikan kembali pada tahun ini diantaranya pasar Walantaka, dan pasar Banjasari di Kecamatan Cipocok Jaya.

Baca Juga: Spoiler Drama Korea Lovers of the Red Sky Episode 10, Ha Ram Siapkan Tiket Kapal Demi Selamatkan Cheon Gi

"Kemudian kami juga masih merapikan pasar Margaluyu, dan pemindahan pedagang dari Karangantu," tuturnya.

Sementara untuk pasar di Kecamatan Taktakan, dia menuturkan akan membutuhkan waktu cukup lama untuk membenahinya.

Sebab, kondisi bangunan pasar saat ini perlu dilakukan sejumlah perbaikan yang membutuhkan waktu sedikit lama.

Baca Juga: Dapatkah Diketahui Ciri-ciri Kematian atau Seseorang Akan Meninggal? Begini Kata Buya Yahya

"Kalau Taktakan memang kayaknya
agak lama karena harus diperbaiki dulu," ujar mantan Camat Taktakan tersebut.

Nantinya, ucap dia, pedagang yang akan menempati pasar-pasar tersebut pelaku UMKM dari masing-masing kecamatan setempat.

"Jadi kami manfaatkan pelaku UMKM di kecamatan, kami koordinasi dengan pihak kecamatan. Sudah ketemu juga dengan ketua UMKM Walantaka," katanya.

Baca Juga: Wajib Didukung! DPRD Lakukan Ini, Sikapi Banyak Pengangguran dan Kasus PHK di Kota Cilegon

Bahkan dia menegaskan kepada para pedagang agar mau menempati pasar yang telah disiapkan untuk mereka.

Sebab, hal itu merupakan program Pemerintah Kota atau Pemkot Serang dalam penataan dan pembenahan pasar tradisonal.

"Mau tidak mau, harus. Kalau kami turuti keinginan pedagang susah. Jadi harus diisi pasar," tuturnya.

Baca Juga: 5 Weton Pembawa Hoki, Cepat Kaya Raya dan Makmur, Jika Berdagang Menurut Primbon Jawa

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar pada Dinkopperindag dan UKM Kota Serang Muhammad Zen mengatakan, nantinya para pedagang tidak perlu membayar uang sewa, namun diminta untuk retribusi dan uang kebersihan, serta keamanan pasar.

"Ya tentu tidak, kami kan hanya meminta retribusi," ucapnya.

Baca Juga: HUT ke 76 TNI, Kapolda Banten Kunjungi Kediaman Danrem 064 Maulana Yusuf Serang, Beri Kejutan Ini

Sebab, dia menjelaskan, sumber pendapatan asli daerah (PAD) pada Dinkopperindag dan UKM salah satunya dari retribusi pasar sebesar Rp2.000 per hari.

"Iya, itu kan untuk menambah PAD Kota Serang. Sumber pendapatan kami itu dari retribusi, dan jumlahnya pun tidak besar. Tapi kami juga melihat kondisi di lapangan, tidak langsung memungut (retribusi)," tuturnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah