Konten Intoleran Marak di Media Sosial, BNPT: Media Berperan Cegah Narasi Radikalisme

- 11 Oktober 2021, 19:31 WIB
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid saat mengungkap konten intoleran dan radikalisme mendominasi di media sosial.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid saat mengungkap konten intoleran dan radikalisme mendominasi di media sosial. /Kabar Banten/

KABAR BANTEN- Hasil survei Setara Institute mengungkap 67 persen konten yang dibuat kelompok radikal dan intoleran mendominasi media sosial. Konten melalui media sosial ini menjadi pintu masuk orang terpapar radikalisme dan terorisme.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid mengungkap hasil survei tersebut pada acara ‘Gerakan Kewaspadaan Dini Masyarakat Membangun Narasi Media Cegah Radikalisme Terorisme’ di salah satu hotel di Kota Serang, Senin 11 Oktober 2021.

Hadir dalam acara sejumlah tokoh masyarakat yakni Ketua Umum PB Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief, Ketua PWNU Banten KH Bunyamin, Ketua MUI Kota Serang KH Mahmudi, Ketua DMI Banten H Rasna Dahlan, Rektor Untirta Prof Fatah Sulaiman, Ketua IPHI Banten H Ma’mun Sahroni dan sejumlah pimpinan media massa.

Baca Juga: Selain Covid-19, BNPT Ungkap Bahaya Lain di Indonesia yang Patut Diwaspadai

Nurwakhid mengatakan konten radikalisme dan intoleran di media sosial tersebut harus dilawan dengan narasi moderasi agama, seperti ajaran damai, moderat, toleransi, persaudaraan dan lainnya.

Nurwakhid mengatakan, gerakan melawan konten radikalisme dan intoleran belum masif. “Makanya perlunya menjadi buzzer dan influenzer untuk menangkal narasi radikalisme tersebut,” katanya.

Ia mengungkapkan, warga Indonesia yang terpapar radikalisme dalam tiga tahun mengalami penurunan. Sebelum ada UU Nomor 5 Tahun 2018  tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yakni tahun 2017 mencapai 55,4 persen kemudian menurun menjadi 38 persen pada 2018 dan turun lagi pada 2020 menjadi 12 persen.

Baca Juga: BNPT: Sebanyak 32 Juta Penduduk Indonesia Terpapar Radikalisme

“Persentasenya masih cukup besar, sekitar 30 juta orang,” katanya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x