Suhardjo mengatakan, pada tahap pertama terdapat masyarakat pesisir di 15 desa di Kecamatan Kramatwatu, Pontang, Tanara dan Tirtayasa yang terdampak tumpahan minyak.
"Ada 927 pelaku usaha perikanan terdampak, setelah divalidasi ada 902 yang valid, terdiri dari pembudidaya ikan hingga nelayan dan pelaku pariwisata bahari," katanya.
Baca Juga: Polres Serang Raih Penghargaan Pelayanan Prima Sangat Baik dari Kementerian PAN RB
Namun setelah didata pertama ternyata masih ada yang juga terdampak tumpahan minyak. Sehingga dikakukan kendaraan kedua pada Oktober - November 2019.
"Ada 1.260 masyarakat terdampak terdiri dari pelaku usaha perikanan, nelayan, pembudidaya pengolah dan pemasaran perikanan, tersebar di Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara, Kramatwatu dan Puloampel," ucapnya.
Kemudian data tersebut divalidasi dsn dimutakhirkan sehingga diperoleh 2.143 masyarakat terdampak yang tersebar diima kecamatan.
"Terdiri dari pelaku usaha perikanan, nelayan, pembudidaya ikan, pembudidaya rumput laut, keramba jaring ikan, pengolah dan pemasar perikanan dan wisata bahari," tuturnya.
Ia mengatakan pada hari ini diberikan kompensasi bagi masyarakat terdampak tumpahan minyak tersebut.
"Total yang diberikan Rp6,207 miliar didistribusikan melalui BRI, BNI dan mandiri," katanya.
Baca Juga: Polres Serang Raih Penghargaan Pelayanan Prima Sangat Baik dari Kementerian PAN RB