Network
KABAR BANTEN – Nama adalah hadiah orang tua untuk anaknya, nama diberikan ketika sang anak terlahir ke dunia.
Pada nama itu, terselip sebuah doa dan harapan dari orang tua kepada anaknya, seperti hidup bahagia, diberkahi rezeki melimpah, dan sebagainya.
Sadar akan hal itu, Selly (33), warga Kota Cilegon, Banten, melayangkan gugatan cerai terhadap Pak Boy (50), warga Bukittinggi, Sumatera Barat, lantaran suaminya itu sering membentaknya menggunakan nama-nama binatang.
Selly merasa perlu buru-buru menceraikan suaminya, dia takut doa yang sudah diberikan orang tuanya luntur.
Hatinya pun sudah tidak kuat menerima caci maki Pak Boy setiap kali sang suami marah-marah.
Apalagi, suaminya tidak pernah ragu menyebut nama-nama binatang itu di depan banyak orang, mau itu di depan tetangga atau pun rekan kerja Pak Boy.
Awal pertemuan pasangan ini di 2003, Pak Boy dikenal Selly sebagai pria lembut, periang, juga humoris.
Lawakannya tidak pernah gagal, kerap membuat Selly terpingkal-pingkal hingga kakinya ngoser-ngoser di lantai.
Suka dengan karakter tersebut, Selly tidak berfikir dua kali untuk menerima pinangan Pak Boy, menikah mereka di 2004.
Jarang muncul persoalan berumah tangga beberapa tahun pasca menikah, kehadiran pihak ke tiga pun hampir tidak pernah ada.
Pak Boy yang bertipikal pekerja keras, juga disukai atasannya, sehingga dia beberapa kali lolos dari gelombang PHK.
Namun sayang di 2014, sebuah penyakit hinggap di tubuh Pak Boy, penyakit ini merupakan penyebab utama keretakan rumah tangga mereka.
Penyakit yang dimaksud adalah darah tinggi, kebiasaan Pak Boy mengkonsumsi ikan asin dan martabak manis memicu penyakit itu.
Akibat darah tinggi, mulut Pak Boy sulit direm setiap kali emosi memuncak, hasilnya banyak nama binatang meluncur keluar dari mulut pria ini saat marah-marah.
