Ia menuturkan, peran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai acuan pemerintah dalam menata kota tidaklah maksimal.
Ia memberi contoh kasus yang paling fenomenal di Kota Serang, dalam hilangnya ruang publik dan bersejarah adalah Hotel Voos.
Hotel Voos merupakan bangunan cagar budaya yang diperkirakan dibangun pada tahun1800-an.
Hotel ini kemudian dialih difungsikan sebagai Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 062/Serang. Sebelum akhirnya dirobohkan dan berganti menjadi pusat perbelanjaan.
“Makodim Serang itu adalah bangunan bersejarah, yang akhirnya dirubah jadi mall. seharusnya bangunan bersejarah ini kan bisa dirawat dan dijaga kelestariannya,” tuturnya.
Kreativitas
Sementara itu, Founder Sultan TV, Aji Bahroji saat pembukaan Festival Mural Perjuangan mengatakan, minimnya ruang publik bukan menjadi alasan untuk berhenti berkarya. Oleh karenanya, kreativitas menjadi semakin penting dalam memperjuangkan ruang publik untuk berekspresi dan bersosialisasi.
“Semangat Soekarno salah satunya adalah tentang pentingnya Kreativitas masyarakat mewujudkan kemandirian ekonomi, dan kepribadian secara budaya. Artinya, Tata Ruang sebuah wilayah adalah karakteristik yang harus diperhatikan sehingga mendorong setiap orang yang hidup di Serang atau Banten penuh dengan kebahagian,” tuturnya.
Ia mengatakan Festiva; Mural Perjuangan ini merupakan upaya melestarikan nilai-nilai Pancasila dan perjuangan para pendiri bangsa.
Festival mural ini merupakan bentuk berekspresi dari para seniman muda di Kota Serang dalam merepresentasikan perjuangan para pendiri bangsa. Hal ini juga diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.
“Tujuannya agar dapat memberikan pemandangan yang berbeda sebagai bentuk ekspresi dari generasi muda, terhadap nilai-nilai Pancasila,” ujar Aji Bahroji.