Merdeka Selama Ratusan Tahun, Ini Rahasia Suku Baduy Terhindar dari Masa Penjajahan, Diungkap Jaro Pulung

- 2 Januari 2023, 21:34 WIB
Ilustrasi Jaro Pulung saat menjelaskan bagaimana cara Suku Baduy tidak pernah merasakan penjajahan
Ilustrasi Jaro Pulung saat menjelaskan bagaimana cara Suku Baduy tidak pernah merasakan penjajahan /Sigit Angki Nugraha/Kabar Banten

KABAR BANTEN – Indonesia adalah satu dari sekian negara yang pernah merasakan penjajahan, dimana salah satunya warga Banten.

Namun di tanah Banten, ada satu suku yang tidak pernah merasakan penjajahan, baik itu oleh Belanda, Jepang, Portugis, dan lainnya.

Suku tersebut adalah Suku Baduy, yang letaknya berada di Pedalaman Banten, tepatnya di wilayah Kabupaten Lebak.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda di Tahun Kelinci Air 2023, Belajarlah dari Masa Lalu, Unsur Air & Kayu Sumber Keberuntungan 

Lalu bagaimana caranya Suku Baduy bisa menjadi suku yang tidak pernah merasakan penjajahan, itu pada akhirnya terungkap dalam konten YouTube deHakims Story.

Dimana pada konten itu, Irfan Hakim selaku pemilik akun, kedatangan tamu penting asal Suku Baduy.

Tamu tersebut tidak lain Jaro Pulung, Ketua Adat Kampung Ciranji, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Baca Juga: Ada Surga Ice Cream Yummy, Ini 6 Tempat Kuliner di Tangerang Kece Instagenik, Cocok Liburan Tahun Baru 2023 

Kepada Irfan Hakim, Jaro Pulung bercerita bahwa masyarakat Suku Baduy adalah orang-orang yang taat pada hukum adat.

Seluruh warga Suku Baduy tidak pernah bertanya berulang kali terkait larangan-larangan yang telah ditetapkan oleh para leluhur, inilah salah satu hal yang membuat Baduy menjadi suku yang tidak pernah merasakan penjajahan.

“Kami itu taat dengan adat, kalau sudah dibilang tidak boleh, ya tidak boleh,” katanya.

Baca Juga: Tempat Wisata Kolam Renang Cikarelek Ciomas Kabupaten Serang Banten, Wisata Air Asli Pegunungan 

Salah satunya adalah larangan untuk tergoda dengan dunia luar, dimana seluruh warganya tidak boleh menggunakan alat-alat modern.

Khususnya warga Baduy Dalam, penduduknya yang memiliki ciri khas berbaju putih ini tidak boleh berinteraksi terlalu banyak dengan dunia luar.

“Sejak dulu, warga Baduy Dalam tidak terlalu banyak berinteraksi dengan dunia luar,” ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 3 Januari 2023: Hari Menguntungkan, Scorpio dan Sagitarius, Lakukan Pendekatan 

Gara-gara hal tersebut, jarang sekali warga diluar Kanekes yang melihat keberadaan warga Baduy, khususnya Baduy Dalam.

Dimana kampung yang disebut Baduy Dalam saat ini hanya tiga, yakni Kampung Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo.

“Kalau yang disebut Baduy Dalam, hanya tiga kampung itu. Kampung saya paling dekat dengan tiga kampung Baduy Dalam,” tutur Jaro Pulung.

Baca Juga: Jajanan Khas Sunda Yang Jarang Diketahui, Namanya Berbeda di Wilayah, Sekali Icip Bakal Ingat Terus 

Karena kepatuhan terhadap hukum adat itu pula, yang membuat Suku Baduy menjadi suku yang tidak pernah merasakan penjajahan khususnya pada zaman penjajahan Belanda.

Jaro Pulung pun bercerita terkait bagaimana caranya Suku Baduy terbebas dari ancaman penjajah.

Itu tidak lain setiap kali didatangi penjajah, warga yang ditemui prajurit Belanda selalu mengatakan jika warga Suku Baduy hanya sebanyak 40 orang.

“Jadi setiap kali ditanya prajurit Belanda, orang yang ditemui pasti bilangnya kalau orang Baduy hanya 40 orang,” ucapnya.

Baca Juga: Beredar! Foto Helldy Agustian Bersama Loyalis Berlatar Belakang Warna Biru, Inisial Partai Helldy Berlabuh? 

Ketika prajurit memeriksa setiap rumah di wilayah Baduy, rumah mereka selalu dalam keadaan kosong dan sepi.

Lantaran itulah, Belanda tidak pernah tertarik untuk menjadikan Baduy sebagai salah satu wilayah kekuasaan Belanda.

“Karena jarang ada orang dan disangkanya jumlah penduduk hanya 40 orang, jadinya Belanda tidak tertarik,” katanya.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Lapis Legit Singkong Keju, Rasanya Otentik Bikin Melting 

Padahal, lanjut Jaro Pulung, warga Suku Baduy sejak dulu sangatlah banyak, lebih dari 40 orang.

Kekinian, jumlah warga Suku Baduy terhitung sebanyak 26 ribu jiwa.

Puluhan ribu jiwa Suku Baduy tersebut terdiri dari Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar.

“Padahal dari dulu juga, warga Baduy tuh banyak. Tapi prajurit Belanda percaya kalau jumlah penduduk Baduy itu 40 orang,” ujarnya.

Baca Juga: Nama Bayi Perempuan Bahasa Arab Berawalan Huruf A Bermakna Ramah, Cantik, dan Mulia. 

Jaro Pulung pun bercerita, hingga saat ini jika ada yang mengunjungi permukiman warga Suku Baduy di siang hari, perkampungan itu pasti dalam keadaan sepi.

Karena sejak pukul 04.00 WIB dini hari hingga pukul 17.00 WIB, warga Baduy ada di ladang dan tidak pernah pulang hingga petang.

“Sampai sekarang pun kalau mendatangi pemukiman di siang hari, pasti sepi. Karena semuanya ada di ladang,” tuturnya.***

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: YouTube deHakims Story


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x