Berikut Penjelasan Disnakertrans Kabupaten Serang Terkait PHK di Pabrik Sepatu Terbesar di Asia Tenggara

- 13 Januari 2023, 09:27 WIB
Kepala Disnakertrans Kabupaten Serang Diana A Utami yang menjelaskan PHK di PT Nikomas Gemilang dan PWI yang merupakan pabrik sepatu terbesar di Asia Tenggara di ruangannya, Kamis 12 Januari 2023.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Serang Diana A Utami yang menjelaskan PHK di PT Nikomas Gemilang dan PWI yang merupakan pabrik sepatu terbesar di Asia Tenggara di ruangannya, Kamis 12 Januari 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi atau Disnakertrans Kabupaten Serang memberi penjelasan terkait adanya PHK di dua pabrik sepatu yang ada di wilayahnya.

Yakni PHK di pabrik sepatu PT Nikomas Gemilang dan PT Parkland World Indonesia atau PWI.

Dua pabrik tersebut yakni PT Nikomas Gemilang dan PWI yang sama-sama di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang membuka pengunduran diri sukarela di awal tahun 2023 ini.

Baca Juga: Kuota PHK Pabrik Sepatu Terbesar di Asia Tenggara Belum Terpenuhi, Begini Kata Humas PT Nikomas Gemilang

Kepala Disnakertrans Kabupaten Serang Diana A Utami mengatakan, PHK yang dilakukan oleh PT Nikomas Gemilang sebenarnya sudah sejak akhir tahun 2022 disampaikan.

Sebelumnya pihak dinas sempat menyarankan agar Nikomas menghindari adanya PHK.

Bahkan ia pun sempat memberikan solusi, jika memungkinkan cukup dengan kurangi jam lembur, kemudian pengurangan waktu kerja.

Selain itu apa yang bisa dilakukan dengan perusahaan diminta untuk dikoordinasikan dengan pihaknya, agar semua yang terjadi di perusahaan tidak mengarah pada PHK.

Sampai akhirnya disetujui konsep penawaran pengunduran diri khusus.

"Pengunduran diri khusus ini sebetulnya banyak ditunggu oleh karyawan. Karena momen seperti ini tidak setiap saat ada," ujarnya kepada Kabar Banten, Kamis 12 Januari 2023.

Baca Juga: PMM Batch 3 bagi Perguruan Tinggi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Seperti telah disampaikan perusahaan bahwa mereka terpaksa melakukan hal itu karena beberapa faktor. Diantaranya terdampak perang Rusia-Ukraina, kondisi ekonomi secara makro dan beberapa pertimbangan lainnya.

"Mereka akhirnya coba berhitung, mereka selalu komunikasi dengan kami, jadi kita coba agar PHK adalah pilihan terakhir," tuturnya.

Selain itu dalam penawaran pengunduran sukarela dikhawatirkan akan over target. Pada saat lebih dari target maka akan diseleksi oleh perusahaan.

"Tujuannya ini semua agar bisa kondisi smooth produksi tetap berjalan, akhirnya di sampaikan oleh Nikomas Senin pagi mereka komunikasi dengan kita dan mereka minta waktu dua hari untuk kuota 1.600 (karyawan)," katanya.

Diana pun memastikan pada Nikomas Gemilang apa yang akan dilakukan apabila kurang dari 1.600 dan bagaimana jika melebihi.

"Kalau lebih pastinya seleksi, kalau kurang mereka akan stop disitu. Intinya ini bagaimana organisasi Nikomas jadi ramping tujuannya adalah mereka ini kan banyak sekali karyawan yang masa kerjanya sudah lama, produktivitasnya sudah kurang, itu jadi porsi perusahaan untuk menilai," ucapnya.

Namun apabila banyak karyawan produktif tapi mereka masih ingin bekerja maka dipersilakan bekerja.

"Tapi kalau yang ingin keluar kalau mereka produktif dan perusahaan masih butuh maka perusahaan punya hak untuk mencegah," tuturnya.

Pihaknya juga terus mengawal dan memastikan kompensasi dari pekerja yang terkena program pengunduran diri sukarela atau PDK diberikan sesuai haknya.

Berdasarkan informasi kata dia, rata-rata yang daftar masa kerja sudah lebih dari 10 tahun.

Baca Juga: 8 Penyebab Pembuluh Darah Mata Pecah yang Perlu Diwaspadai, Mulai dari Hipertensi hingga Diabetes

Diana mengatakan, selain Nikomas Gemilang ada juga PWI yang melakukan program serupa.

Namun dalam hal ini sedikit berbeda, dimana keduanya sama-sama pengunduran diri khusus tapi berbeda dalam target.

"Target mereka (PWI) 1.000 tapi sampai akhir bulan, panjang jadi mereka seleksi panjang dan baru dimulai awal Januari prosesnya," tuturnya.

Ia mengatakan, untuk PWI mereka menargetkan karyawan yang usianya diatas 45 tahun.

Menurut dia pengurangan karyawan pabrik sepatu bukan hanya di PWI dan Nikomas Gemilang.

Sebab dirinya juga terima informasi dari Apresindo bahwa kondisi ini terjadi hampir di semua wilayah.

"Bahkan cabang PWI dari 25 ribu di Jateng sisa 18 ribu, jadi di cabang mereka di luar Banten juga melakukan hal sama, jadi seluruh industri alas kaki," ucapnya.***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x