Jelang Puasa Ramadan, 14 PMKS di Kota Serang Terjaring Razia

- 18 Maret 2023, 12:54 WIB
Dua orang PMKS di wilayah Kota Serang.
Dua orang PMKS di wilayah Kota Serang. /Kabar Banten/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Sebanyak 14 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terjaring razia oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Serang dan Polresta Serang Kota.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya meminimalisir maraknya gelandangan dan pengemis menjelang puasa ramadan.

Kepala Dinsos Kota Serang Toyalis mengatakan, sejak bulan lalu pihaknya melakukan penjaringan atau razia terhadap PMKS.

Terutama manusia silver, badut atau pengamen kostum, hingga manusia gerobak.

"Kegiatan ini akan terus berlanjut hingga menjelang puasa. Bahkan bulan puasa pun akan terus dilakukan," katanya.

Kebanyakan PMKS yang terjaring, dikatakan dia, rata-rata berdomisili di Kota Serang, namun berasal dari luar daerah.

Biasanya, mereka dengan sengaja melakukan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kalau berdasarkan pendataan memang tinggal di Kota Serang. Tapi bukan warga asli sini (Kota Serang)," ujarnya.

Sebagai efek jera, Dinsos Kota Serang akan memberikan sanksi berupa pembinaan di luar daerah kepada PMKS yang terjaring.

Apabila mereka terkena razia untuk kedua kalinya sampai benar-benar merasa jera dan memiliki keahlian serta kemandirian.

"Saya sudah komunikasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos), kalau nanti ada yang terjaring lagi siap atau tidak untuk menampung. Supaya mereka punya efek jera dan tidak turun ke jalan lagi," tuturnya.

Menurut dia, fenomena PMKS di daerah, khususnya Kora Serang mulai marak setiap kali menjelang puasa dan idul fitri.

Maka, pihaknya rutin melakukan penjaringan gepeng dan pengamen yang masuk dalam persoalan kesejahteraan sosial.

"Makanya jauh sebelum puasa kami lakukan razia bersama tim gabungan," ucapnya.

Dia menjelaskan, hampir di setiap daerah, kemunculan gepeng dan manusia gerobak sudah menjadi musiman.

Bahkan jumlahnya bisa terus bertambah dan rata-rata didominasi dari warga luar daerah.

"Seperti kemarin kami razia lagi, ada dua ibu-ibu yang disebut manusia gerobak. Ngakunya orang serang, tapi ternyata bukan Kota Serang," ujarnya.

Sementara itu, salah satu manusia gerobak yang beroperasi di wilayah Kota Serang, Imah mengaku terpaksa melakukan pekerjaan tersebut karena terhimpit ekonomi.

Dirinya telah melakukan pekerjaan tersebut selama satu tahun sejak suaminya sakit diabetes.

"Sudah setahun, karena suami saya sakit gula (diabetes). Jadi saya mulung sambil bawa anak," tuturnya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x