Hal yang sama dikatakan oleh Herni, pemudik asal Jakarta yang menggunakan jasa transportasi stasiun kereta api akhir Cilegon. Menurutnya, harus ada akses pintu keluar supaya penumpang bisa leluasa.
“Sekarang antri, mobil jemputan bus, pasti akan berebut. Bagaimana mereka yang punya akan, antrian lama. Kemudian habis, harus benar-benar diaturlah untuk perencanaan,” tuturnya.
Ia berharap, pemangku kebijakan lebih jeli, dalam melihat kondisi tersebut. Dimana, peran pamdal atau security juga bukan didalam saja.
“Itu pintu keluar nggak dijagain sama security, jadi Langkah penumpang terhalang oleh tawaran-tawaran jasa transportasi. Kami ingin mudik aman dan nyaman, PT. KAI juga BUMN harus peduli,” ucapnya.
Salah satu petugas PT.KAI, Rifki mengatakan, pintu keluar memang satu, karena untuk pintu yang satunya banyak calon penumpang.
“Sehingga tidak bisa dibuka, karena disana juga ada penumpang lainnya. Untuk yang menawarkan jasa transportasi, sudah kami himbau, tapi ya mereka begitu lagi menawarkan jasanya dijalan keluar itu,” ungkapnya.***