Usulkan Banten dan DKI Jakarta Digabung, Ketum Al Khairiyah Ali Mujahidin: Namanya Banten Jayakarta atau Baja

- 8 Mei 2023, 19:40 WIB
Ketua Umum PB Al Khairiyah Ali Mujahidin mengusulkan Provinsi Banten dan DKI Jakarta digabung menjadi Banten Jayakarta atau Baja.
Ketua Umum PB Al Khairiyah Ali Mujahidin mengusulkan Provinsi Banten dan DKI Jakarta digabung menjadi Banten Jayakarta atau Baja. /Kabar Banten/Himawan Sutanto

KABAR BANTEN - Ketua Umum atau Ketum PB Al Khairiyah, Ali Mujahidin menyampaikan ide dan gagasan tentang usulan penggabungan dua provinsi yakni Banten dan DKI Jakarta.

 

Usulan tersebut digagas pasca Milad Al khairiyah oleh Ali Mujahidin selaku ketua umum PB Al Khairiyah yang mengusulkan penggabungan Banten dan DKI Jakarta sehingga namanya bisa menjadi Provinsi Banten Jayakarta yang disingkat Baja.

“Saya mengusulkan penggabungan Banten dan DKI Jakarta bukan tanpa alasan, karena ada dasarnya dua provinsi tersebut digabung,” kata Ali Mujahidin, Senin 8 Mei 2023.

Ia menuturkan, alasannya adalah, UU no.3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) telah dibentuk dan tentunya cepat atau lambat pemerintah Republik Indonesia segera pindah ibukotanya tersebut.

“Sehingga sangat tidak mungkin dalam satu negara ada 2 (dua) ibu kota negara. Artinya , Jika IKN telah berpindah tempat bukan di DKI Jakarta lagi, maka Jakarta tidak lagi menyandang status sebagai Daerah Khusus Ibukota (DKI),” ujarnya.

 

Pria yang akrab dipanggil Mumu tersebut, melanjutkan, alasan yang kedua adalah, potensi perubahan status Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta.

“Hal itu tentu sangat relevan jika dikembalikan kepada aspek sejarah dan ide gagasan serta khitoh perjuangan founding father. Dimana, kata dia, dulu DKI Jakarta berasal dari nama Sunda Kelapa yang kemudian pada tanggal 22 Juni 1527, diganti oleh Fatahillah menjadi nama Jayakarta,” tuturnya.

Nama Jayakarta dalam aksara Dewanagari, kata dia, yang berarti kota kemenangan. Jayakarta berasal dari dua kata Sansekerta yaitu Jaya , yang berarti kemenangan dan karta, yang berarti dicapai.

“Hingga kemudian Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin Banten yang menjadi sultan di Kesultanan Banten, sehingga wilayah Jayakarta jelas berada dalam kekuasaan Kesultanan Banten atau Bantheiin,” ucapnya.

 

Seiring dengan IKN, kata dia, maka ada peluang besar yang dapat menjadi momentum untuk mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Ir.H.Jokowidodo agar mengembalikan Jayakarta menjadi satu dengan Provinsi Banten.

Baca Juga: Sering Dampingi Wali Kota Cilegon di Berbagai Momen, Begini Pengakuan Ketua Umum PB AL Khairiyah Ali Mujahidin

“Bisa saja dengan nama Banten Jayakarta yang kemudian dapat disingkat menjadi Provinsi BAJA agar mudah untuk disebut serta mudah diingat oleh masyarakat dalam penyebutanya,” ungkap Ali Mujahidin.

“Kemudian masih banyak lagi alasan lainnya, diantaranya pasokan listrik Jawa Bali dari Banten, bahan material hasil pertambangan untuk pembangunan infrastruktur bandara, jalan gedung, jembatan batu, dari banten. Saya sudah berdiskusi secara informal dengan Pj.Gubernur Banten DR.Al Muktabar, hanya tinggal perlu dikaji saja,” lanjut Ali Mujahidin.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah