Datang ke Baduy, Puluhan Dokter Berbagai Organisasi Beramai-ramai Tuntaskan Stunting dan Angka Kematian Ibu

- 4 Juni 2023, 12:22 WIB
Pengobatan luka abses yang diderita salah satu warga Baduy yang ditangani langsung oleh seorang dokter, Ahad 4 Juni 2023.
Pengobatan luka abses yang diderita salah satu warga Baduy yang ditangani langsung oleh seorang dokter, Ahad 4 Juni 2023. /Kabar Banten/Rizki Putri

 

KABAR BANTEN - Sekitar 90 tenaga kesehatan yang terdiri dari 54 dokter dan perawat serta bidan yang tergabung dalam beberapa organisasi profesi kesehatan melakukan bakti sosial (Baksos) pemeriksaan kesehatan, yang berkonsentrasi pada penurunan angka stunting di Banten, khususnya kawasan Baduy, Kabupaten Lebak.

 

Kedatangan para dokter dan perawat tersebut bertujuan untuk menuntaskan tingginya angka stunting, khususnya angka kematian ibu dan anak atau AKI-AKB.

Ketua Perhimpunan Kedokteran Wisata Kesehatan Indonesia (Perkedwi) Banten Arius Karman MARS mengatakan, kegiatan tersebut mengikutsertakan sekitar 90 lebih tenaga kesehatan dari Jakarta dan Banten.

Baca Juga: Uniknya Orang Baduy, Gunakan Bantal Untuk Kaki, Ternyata Ini Alasannya

"Ada 54 dokter dari Jakarta, ditambah 20 dokter dari Banten, perawat 12 orang, BKKBN 6 orang, dan dari rumah sakit UI 6 orang, totalnya sekitar 90 orang," katanya, Ahad 4 Juni 2023.

Dia menjelaskan, tujuan utama dari kegiatan tersebut untuk mengentaskan stunting, khususnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI-AKB) yang jumlahnya cukup tinggi di kawasan Baduy.

"Kami ingin mengentaskan angka stunting di Baduy, dan menurunkan angka kematian ibu dan anak di baduy dalam khususnya," ujarnya.

Menurut dia, banyaknya anak dengan kasus stunting dan angka kematian ibu dan bayi diakibatkan karena kebanyakan warga Baduy menikah dini.

Hal itu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting dan kematian ibu di suku Baduy Dalam, dan Luar.

"Karena para ibu suku Baduy ini kebanyakan menikah muda, mungkin sekitar usia 13 hingga 15 tahun, sehingga rahimnya belum kuat. Terlalu muda nikah," tuturnya.

Kegiatan bakti sosial kesehatan dilakukan oleh sejumlah organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) se Banten, IKAMARS FK UI, HISGARSI, hingga Prenagen Lova.

Bahkan menjadi agenda rutin sejak tahun 2015 lalu, dan berlangsung hingga saat ini karena banyaknya kasus stunting serta angka kematian ibu.

"Tahun 2015 kami datang ke sini, angka kematian ibu dan anak ini banyak, malah setiap bulan pasti ada yang meninggal. Makanya kami rutinkan, dan kami ingin fokus mengentaskan itu," ucapnya.

Bahkan beberapa waktu lalu sekitar tahun 2016, pihaknya mendatangkan sekitar 200 tenaga kesehatan dan dokter dari berbagai organisasi untuk membantu pemerintah mengentaskan stunting serta angka kematian ibu.

Baca Juga: Kebiasaan Orang Suku Baduy, Tak Kenal Sabun dan Kendaraan, Selalu Berbicara Jujur Serta Santun Dalam Bersikap

"Kami sempat membawa 200 tenaga kesehatan ke Baduy untuk penanganan ini. Kami juga akan membagikan makanan tambahan gizi dan pembagian sembako," ujarnya.

Hospital KAM Kalbe Nutritionals/ Prenagen LOVA Jefri Efranda mengatakan, pihaknya menyediakan sebanyak 100 paket susu ibu hamil dan menyusui serta susu untuk anak-anak sebagai upaya penurunan stunting di masyarakat Baduy.

"Kebetulan kami dari kalbe nutrisional memang fokus untuk pemenuhan gizi dan kami fokus ke penurunan angka stunting dan angka kematian ibu," tuturnya.***

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah