Harga Beras di Kabupaten Serang Melambung, DKPP: Ini Rekor Tertinggi

- 27 September 2023, 11:15 WIB
Seorang warga saat membeli beras di Pasar Petir Kecamatan Petir yang harganya terus naik belum lama ini.
Seorang warga saat membeli beras di Pasar Petir Kecamatan Petir yang harganya terus naik belum lama ini. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Harga beras dan gabah di Kabupaten Serang terus melonjak akibat terdampak musim kemarau panjang.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Serang menyebutkan, kenaikan harga beras tersebut termasuk rekor tertinggi.

Bahkan kenaikan harga beras di Kabupaten Serang diprediksi akan terus terjadi apabila kekeringan masih terus terjadi.

Baca Juga: Pj Sekda Kabupaten Serang: Ketersediaan Beras Masih Aman, Masih Banyak Wilayah Panen Raya

Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, adanya kemarau panjang berdampak pada harga beras.

Harga beras premium yang biasanya Rp10-11 ribu per kilogram kini mencapai Rp14 ribu per kilogram.

Kemudian harga gabah kering giling yang biasanya Rp3000-4000 per kligram menjadi Rp7.100-7.200 per kilogram.

"Ini rekor tertinggi selama ini harga gabah kering yang sebelumnya Rp3.000-4.000 per kilogram ini Rp7.000 per kilogram," ujarnya kepada Kabar Banten, Selasa 26 September 2023.

Ia mengatakan, kondisi tersebut menguntungkan bagi petani tapi sisi lain penggilingan kecil dirugikan. Sebab selain kekeringan juga persaingan harga yang tidak kuat.

"Kenaikan sejak awal September, masih terus potensi naik kalau sampai Oktober Desember gak ada hujan panen berkurang permintaan banyak pasti akan naik," ucapnya.

Untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, Pemerintah saat ini sudah menurunkan bantuan pangan 10 kilogram beras per KK.

Bantuan yang diberikan ini periode kedua, periode pertama Januari, Februari dan Maret sudah dilakukan.

"Ini Oktober November Desember, cuma instruksi presiden dipercepat penyalurannya di September," katanya.

Baca Juga: Di Kabupaten Serang, Masyarakat Bisa Ikut Awasi Netralitas ASN di Pemilu

Hanya saja kata dia, terjadi penurunan jumlah penerima, yang sebelumnya pada periode pertama 85.134 orang menjadi 78.697 pada periode kedua.

"Karena evaluasi dari Kemensos sudah naik status mungkin yang tadinya kurang sudah naik ekonominya," ucapnya.

Suhardjo mengatakan, per KK mendapat 10 kilogram, sehingga per bulan jika ditotal ada 786 ton beras yang didistribusikan atau 2.300 ton beras selama tiga bulan.

"Mudah-mudahan dengan turun bantuan beras harga beras akan turun. Minimal gak terus naik dan stabil. Informasi 2024 akan diteruskan (bantuan), cuma belum tahu jumlahnya," katanya.

Disinnggung soal kondisi kekeringan, Ia mengatakan, hingga saat ini kondisinya semakin meluas.

Per 22 September total sudah ada 1.564 hektare yang terdampak kekeringan, terdiri dari 667 hektare kategori ringan, 348 hektare kategori sedang dan 224 kategori berat, serta 355 hektare puso.

Akan tetapi kata dia dari jumlah tersebut ada sekitar 98 hektare yang berhasil dipulihkan, kemudian 25 hektare berhasil di panen. Yakni di wilayah Carenang, Lebak Wangi, Cikeusal dan Padarincang.

"Karena ada sumber air dan hanya butuh pompanisasi kita berikan pinjaman pompanisasi, punya masyarakat bantuan dari kita tapi bisa kita pinjam kemudian kebutuhan selang bisa kita fasilitasi," tuturnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah