Kisah Sejarah Cikal Bakal Sunda Wiwitan, Prabu Pucuk Umun dan Sultan Maulana Hasanuddin Banten

- 11 Oktober 2023, 15:15 WIB
Kisah Sejarah Cikal Bakal Sunda Wiwitan, Pucuk Umun dan Sultan Hasanuddin Banten
Kisah Sejarah Cikal Bakal Sunda Wiwitan, Pucuk Umun dan Sultan Hasanuddin Banten /Tangkapan layar YouTube /Borin Vlog

Ia adalah murid Sunan Ampel dan tinggal di Gunung Santri di Bojonegoro Serang. Oleh karena ketinggian ilmunya dan atas kehendak Allah, ia mengubah dirinya menjadi ayam jago yang berwarna putih.

Meski Saung Patok atau ayam milik Sultan Maulana Hasanuddin tidak dipasangi senjata apapun, tetapi karena merupakan penjelmaan dari orang yang memiliki ilmu yang tinggi atas seizin Allah, tubuhnya kebal terhadap senjata tajam.

Sebelum pertarungan dimulai, Sultan Maulana Hasanudin berdoa untuk meminta petunjuk agar ia dapat memenangi pertarungan adu ayam dengan pamannya, Prabu Pucuk Umun.

Ia berdoa dengan sepenuh hati dan pada malam harinya Sultan Maulana Hasanuddin bermimpi menemui ayahandanya di Cirebon.

Ia pun mengutarakan kegundahannya di dalam mimpinya itu. Sultan Maulana Hasanuddin mulai mengutarakan penyebab dari permasalahannya itu lalu apa yang mengganjal.

Setelah mendapatkan petunjuk dari ayahnya melalui mimpi, dengan mantap Sultan Maulana Hasanuddin pun terbangun dari tidurnya dengan wajah berseri-seri.

Waktu pertarungan yang telah ditentukan kedua pihak pun tiba. Maka mereka beramai-ramai mendatangi lokasi.

Bukan hanya ayam jago yang dibawa oleh Prabu Pucuk Umun dan Sultan Maulana Hasanuddin melainkan juga pasukan untuk meramaikan dan menyaksikan pertarungan tersebut.

Bahkan kedua pasukan membawa senjata untuk menghadapi berbagai kemungkinan Prabu Pucuk Umun yang terlihat membawa golok yang terselip di pinggangnya dan tombaknya digenggamnya.

Sedangkan Sultan Maulana Hasanuddin hanya membawa sebelah keris pusaka milik ayahnya Sunan Gunung Jati yang diwariskan kepadanya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Zona Hasanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah