Mengenal Rampak Bedug dari Banten: Sejarah, Busana dan Fungsinya

- 16 Oktober 2023, 14:50 WIB
Kesenian Rampak Bedug yang berasal dari Banten.
Kesenian Rampak Bedug yang berasal dari Banten. /Tangkap layar/Kemenparekraf

KABAR BANTEN - Rampak Bedug adalah kesenian yang berasal dari daerah Banten. Kata rampak berarti serempak, sedangkan bedug merupakan gendang besar di masjid yang dipukul untuk memberitahukan waktu shalat.

Sehingga dapat diartikan bahwa Rampak Bedug adalah kesenian yang menggunakan banyak bedug dan ditabuh secara serempak. Dari tabuhan tersebut dihasilkan irama khas yang enak didengar.

Mengutip laman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, biasanya Rampak Bedug dikhususkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, persis seperti seni ngabedug atau ngadulag yang ada di tatar Sunda.

Maka tidak heran, Rampak Bedug dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni ngabedug atau ngadulag. Bila ngabedug dapat dimainkan oleh siapa saja, maka Rampak Bedug hanya bisa dimainkan oleh para pemain profesional.

Seiring perkembangan zaman, kesenian Rampak Bedug tidak hanya dimainkan di bulan Ramadhan saja, tapi dimainkan secara profesional pada acara-acara hajatan dan hari-hari peringatan.

Dengan demikian, saat ini masyarakat dan seniman memandang Rampak Bedug sebagai sebuah kesenian yang wajib dilestarikan dan bernilai komersial.

Sejarah Rampak Bedug

Pertama kali pentas Rampak Bedug diadakan pada tahun 1950-an. Bahkan pada waktu itu, sudah ada pertandingan Rampak Bedug antar kampung di Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang.

Sampai pada tahun 1960, Rampak Bedug masih merupakan hiburan rakyat bagi warga Kecamatan Pandeglang. Kemudian kesenian ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya hingga ke Kabupaten Serang.

Kemudian antara tahun 1960-1970, Haji Ilen menciptakan suatu tarian kreatif yang diiringi tabuhan Rampak Bedug. Dapat dikatakan, Rampak bedug yang berkembang saat ini adalah hasil kreasi Haji Ilen.

Selain Haji Ilen, ada tokoh lain yang ikut mengembangkan Rampak Bedug diantaranya Burhata, Juju, dan Rahmat. Maka mereka berempat dianggap sebagai tokoh kesenian Rampak Bedug di Banten.

Pada awalnya pemain Rampak Bedug hanya terdiri dari laki-laki. Tapi sekarang dimainkan juga oleh perempuan. Rampak Bedug dimainkan oleh sekitar 10 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

Pemain laki-laki maupun perempuan bisa menjadi penabuh bedug sekaligus kendang, sedangkan pemain perempuan biasanya menjadi penari.

Busana Rampak Bedug

Busana yang dipakai oleh pemain Rampak Bedug adalah pakaian Muslim dan Muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan.

Pemain laki-laki biasanya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten dengan warna-warna beragam seperti hitam, putih, hijau, ungu, merah, dan lain-lain.

Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemodernan dan relatif religius. Misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning.

Kemudian di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat. Di Luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang digunakan sebagai selendang.

Sementara bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Adapun rambutnya mengenakan sejenis sanggul bunga yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang.

Fungsi Rampak Bedug

- Fungsi religi, menyemarakan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, Rampak bedug berfungsi sebagai pengiring takbiran, ruwatan, sholawat, dan lagu-lagu bernuansa religi lainnya.

- Fungsi hiburan, masyarakat Banten menganggap kesenian Rampak Bedug sebagai hiburan rakyat.

- Fungsi ekonomi, Rampak Bedug merupakan suatu karya seni yang layak jual. Artinya kesenian Rampak Bedug bisa menjadi pekerjaan bagi pemainnya.

Rampak Bedug sudah diakui sebagai seni budaya asli Banten. Rampak Bedug memiliki nilai-nilai luhur dan identitas Banten yang harus terus dijaga dan dilestarikan dari masa ke masa.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x