Remaja Pengidap Thalasemia di Cilegon Ini Gigih Berjualan Donat, Kisahnya Bikin Haru

- 8 Januari 2024, 07:29 WIB
Billy Hernando, remaja asal Kubang Menyawak Kecamatan Citangkil Kota Cilegon, meski sakit tetap aktif berjualan.
Billy Hernando, remaja asal Kubang Menyawak Kecamatan Citangkil Kota Cilegon, meski sakit tetap aktif berjualan. /Kabar Banten/

KABAR BANTEN - Billy Hernando, pengidap thalasemia (kondisi tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah normal) asal Kota Cilegon tetap berjuang membantu keluarga demi melengkapi kebutuhan berobatnya. 

Siswa kelas 3 SMP tersebut terus membantu Ibunya untuk menjualkan donat di sekolah maupun saat ke RSUD Kabupaten Tangerang. Remaja berusia 15 tahun itu telah didiagnosa sakit thalasemia beta mayor transfusi darah per 2 minggu. Ia membutuhkan transfusi seumur hidup darah merah dan darah putih seumur hidup dari usia 1 tahun.

“Selain menjualkan donat, saya juga menjualkan nasi uduk. Kalau saya harus ke RSUD Tangerang untuk transfusi darah, saya dan Ibu sengaja membawa jualan juga. Jadi, kami di sana menjual donat pembelinya dari yang sesama pengidap thalasemia atau dokternya juga kadang membeli,” Kata Billy (15) saat ditemui di rumahnya oleh Kabar Banten di Kampung Kubang Menyawak, Kecamatan Citangkil Kota Cilegon pada Minggu, 7 Januari 2024.

Menurutnya, tidak ada keraguan sedikit pun untuknya membantu Ibunya berjualan. Billy mengatakan, bahwa itu sudah menjadi keharusannya sebagai anak sekaligus meringankan persoalan pembiayaan berobatnya.

“Bagi saya membantu orang tua itu mulia, saya juga butuh untuk bertahan hidup apalagi saya juga sudah tahu kalau talasemia ini perawatannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jadi, kalau ada kesempatan untuk jualan ya saya jualan. Hari Minggu saya juga sudah membantu di rumah untuk nasi uduk dan jaga warung,”ujarnya.

Anak remaja berusia 15 tahun kelas 3 SMP ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, beralamat di Kubang Menyawak, Kecamatan Citangkil. Ibunya bernama Ayudita (42) mengatakan sejak usianya 1 tahun Billy teridentifikasi mengidap Thalasemia.

“Dari usia 1 tahun setelah saya mengetahui Billy mengidap thalasemia, setelah itu Billy membutuhkan transfusi darah sebulan sampai 6x dan itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Semenjak itu, kami terus berusaha bagaimana caranya tetap berpenghasilan, termasuk Alhamdulillah Billy kemudian ikut membantu jualan saat memasuki SMP,” tuturnya.

Ayudita, Ibu dari Billy mengaku bangga, dan tidak ada unsur paksaan kepada Billy dalam berjualan. Menurutnya, Billy tidak menjadikan kondisinya sebagai waktu untuk bermalas-malasan. Justru membuat dirinya semakin mandiri dan memiliki jiwa yang berani.

“Kami tidak pernah memaksa dia untuk berjualan, tapi alhamdulillahnya itu adalah murni kemauan dirinya sendiri. Kami perbolehkan, tapi kami tidak menyuruh untuk jualan keliling, jadi hanya di sekolah, jaga warung dan kalau di RSUD kan sama saya, itu pun di letakkan di tempat khusus biasa kami titipkan jualan. Jadi Billy berjualan santai jangan sampai kelelahan,”ucapnya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x