Kisah Supartinah, Pemilik Toko di Anyer yang Rela Rawat dan Biayai ODGJ, Salah Satunya dari Konten YouTube

- 20 Januari 2024, 10:45 WIB
Supartinah (berkerudung kuning) saat menghibur salah seorang ODGJ yang sedang mengikuti perekaman KTPel di Yayasan Jiwa Berseri Kampung Umbul Sepur Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang/Kabar Banten/Dindin Hasanudin
Supartinah (berkerudung kuning) saat menghibur salah seorang ODGJ yang sedang mengikuti perekaman KTPel di Yayasan Jiwa Berseri Kampung Umbul Sepur Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang/Kabar Banten/Dindin Hasanudin /

KABAR BANTEN - Yayasan Jiwa Berseri yang terletak di Kampung Umbul Sepur Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang telah merawat banyak orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.

Dimana yayasan yang dimiliki oleh Supartinah (60) tersebut telah berdiri sejak dua tahun belakangan di Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang.

Telah banyak ODGJ yang berhasil sembuh dan dipertemukan dengan keluarganya usai dirawat di Yayasan Jiwa Berseri di Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang tersebut.

Supartinah bercerita, awal mula dirinya mendirikan yayasan tersebut hanya memiliki modal Rp30 juta. Dimana uang itu adalah perhiasan yang dimilikinya. Saat itu kondisi sedang sulit, sebab masa pandemi Covid 19.

Dirinya yang memiliki sebuah toko untuk mata pencahariannya kemudian merasa kasihan pada orang orang yang punya keterbatasan dan hidup terlantar di jalanan. Bahkan tak jarang melihat mereka makan makanan dari tempat sampah dan tidur di emperan toko nya.

"Kalau saya kasihan saja melihat mereka di jalan, melihat mereka makan makanan dari tempat sampah terus kadahg saya waktu itu buka toko, pas saya buka toko mereka koreh koreh sampah di depan toko saya. Terus kalau saya pulang dari toko melihat mereka pada tidur di emperan, terus pas hujan kehujanan di emperen," ujarnya kepada Kabar Banten belum lama ini.

Karena pemandangan itu, mendorong dirinya berinisiatif untuk membantu para ODGJ tersebut. Agar mereka bisa pulang ke keluarganya suatu saat nanti dan bisa tidur dengan nyaman di rumah.

Diakui dia dalam mendirikan yayasan itu ada berbagai kendala, salah satunya keterbatasan dana. Dimana saat itu ia hanya memiliki perhiasan sedikit, sementara untuk tanah yang kini menjadi lokasi yayasan dibelikan oleh anaknya.

"Waktu itu perhiasan sedikit cuma cukup buat pondasi nah untuk kesananya alhamdulillah dari penonton itu ada yang donasi sedikit sedikit saya kumpulkan, punya uang Rp30 juta waktu itu pertama saya dirikan. Alhamdulillah sampai jadi begini. Tahun 2021 itu. Pas Covid," ucapnya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah