2 Monumen Bersejarah di Tangerang Selatan Banten, Ada Tragedi Mayor Daan Mogot & Kisah Kharismatik KH Ibrohim

- 19 Februari 2024, 19:37 WIB
Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang
Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang /

KABAR BANTEN - Di Kota Tangerang Selatan Banten terdapat 2 monumen bersejarah yaitu Monumen Lengkong dan Monumen Perjuangan Rakyat Serpong.

Monumen bersejarah ini menjadi saksi perjuangan dan gugurnya anak bangsa untuk melawan penjajah Jepang dan Belanda saat itu.

Penasaran dengan sejarah 2 monumen di Tangerang Selatan Banten ini, simak artikel berikut sampai tuntas.

Dikutip Kabar Banten dari video YouTube channel Si Jagur Ngebolang, channel Jejak Kang Mardi, berikut sejarah Monumen Lengkong dan Monumen Perjuangan Rakyat Serpong di Tangerang Selatan Banten:

Monumen Lengkong

Monumen Lengkong berada di sisi Lapangan Golf BSD Tangerang Selatan atau lebih tepatnya di Jalan Bukit Golf Utara No.2 Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan Banten.

Monumen Lengkong didirikan untuk mengenang jasa para pahlawan dalam Tragedi Lengkong pada tahun 1946.

Dalam Tragedi Lengkong tersebut sebanyak 34 taruna tentara yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot harus gugur dalam pertempuran melawan penjajah Jepang.

Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang
Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang

Mayor Daan Mogot yang memiliki nama lengkap Mayor Elias Daan Mogot pun ikut gugur, selain itu ada 2 perwira yakni Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo.

Monumen ini didirikan pada tahun 1993, dengan luas sekitar 500 meter persegi.

Lingkungan Monumen Lengkong sangat asri dan terasa sejuk karena dikelilingi oleh rumput hijau, pohon-pohonan rindang dan tanaman hijau.

Monumen Lengkong berbentuk tembok warna gelap agak melengkung kedalam setinggi lebih dari 2 meter dengan tulisan warna keemasan, di atas tembok monumen terdapat Bendera Merah Putih yang berkibar.

Di badan monumen terdapat tulisan "Pada hari Jumat petang tanggal 27 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong/Serpong. Dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari pasukan Jepang kepada TRI, secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh pasukan Jepang. Peristiwa ini mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan tiga perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri".

Rumah tua di samping Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang
Rumah tua di samping Monumen Lengkong di Serpong Utara Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar youtube/channel Si Jagur Ngebolang

Baca Juga: Sejarah KH Abdul Latif Ulama Cilegon yang Kharismatik dan Namanya Dijadikan Ruas Jalan di Kota Serang Banten

Selain tulisan tersebut terdapat juga nama-nama Mayor Daan Mogot dan taruna yang gugur.

Tidak jauh dari Monumen Lengkong terdapat 2 rumah tua dan sumur tua yang konon dahulu ditempati oleh penjajah Jepang.

Setiap tanggal 25 Januari Monumen Lengkong ini ramai dikunjungi.


Monumen Perjuangan Rakyat Serpong

Monumen Perjuangan Rakyat Serpong berlokasi di pinggir Jalan Raya Serpong, Perempatan Cisauk, Kota Tangerang Selatan Banten.

Monumen ini didirikan untuk memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran sengit melawan penjajah Belanda.

Monumen Perjuangan Rakyat Serpong merupakan juga makam massal laskar Banten dan makam KH Ibrohim.

Tugu Perjuangan Rakyat Serpong di Cisauk Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar YouTube/channel Jejak Kang Mardi
Tugu Perjuangan Rakyat Serpong di Cisauk Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar YouTube/channel Jejak Kang Mardi

Baca Juga: 2 Bangunan Tua Bersejarah di Kawasan Pasar Lama Kota Tangerang Banten

Pertempuran rakyat Serpong terjadi pada 26 Mei 1946 yang dipimpin oleh seorang ulama kharismatik yakni KH Ibrohim asal Kampung Sempureun, Desa Sangiang Kecamatan Maja Kabupaten Lebak Banten.

KH Ibrohim beserta 200 laskar pasukannya berjalan menuju Serpong, dalam perjalanannya pasukan bertambah dan terus bertambah ada pasukan Rangkasbitung, pasukan Laskar Tenjo hingga jumlahnya mencapai kurang lebih 700 laskar.

Sebenarnya saat itu Indonesia sudah merdeka tapi daerah Serpong masih dikuasai oleh Nederland Indie Civil Administrator (NICA) dengan membonceng pasukan Inggris yang memiliki misi memanfaatkan sisa-sisa daerah jajahan pasukan Jepang.

Pasukan dibawah kepemimpinan KH Ibrohim dengan suara teriakan takbir dan senjata tajam seadanya merangsek maju melawan penjajah Belanda.

Namun pasukan Belanda berbekal senjata peluru lebih gencar melawan dan menembaki pasukan dibawah kepemimpinan KH Ibrohim.

Tugu Perjuangan Rakyat Serpong di Cisauk Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar YouTube/channel Jejak Kang Mardi
Tugu Perjuangan Rakyat Serpong di Cisauk Tangerang Selatan Banten/tangkapan layar YouTube/channel Jejak Kang Mardi

Medan pertempuran dikuasai oleh penjajah Belanda, konon dalam pasukan laskar Banten tersebut terdapat seorang penyusup yang membocorkan strategi laskar Banten.

Penyusup tersebut diimingi jabatan dan kekuasaan oleh tentara NICA jika kelak nanti berjaya lagi.

Dan dalam pertempuran sengit tersebut sebanyak kurang lebih 200 orang gugur dan KH Ibrohim pun gugur.

Konon jenazah KH Ibrohim dan 200 laskar Banten yang gugur dimakamkan di area tempat beradanya Monumen Perjuangan Rakyat Serpong tersebut.

Jenazah tersebut dimakamkan secara massal 1 lubang besar untuk 200 pasukan yang gugur dan 1 lubang untuk KH Ibrohim.

Demikian sejarah Monumen Lengkong dan Monumen Perjuangan Rakyat Serpong di Tangerang Selatan Banten, semoga bisa menjadi inspirasi yang bermanfaat.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x