Kasus DBD di Kabupaten Serang Melonjak, Januari-Februari 2024 Capai 98 Kasus, Kecamatan Ini Tertinggi

- 26 Februari 2024, 13:00 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti yang menyebutkan ada peningkatan kasus DBD di Kabupaten Serang, Minggu 25 Februari 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti yang menyebutkan ada peningkatan kasus DBD di Kabupaten Serang, Minggu 25 Februari 2024. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang mengungkapkan awal tahun 2024, kasus penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD mengalami peningatan signifikan.

Bahkan baru dua bulan berjalan yakni Januari-Februari, jumlah kasus DBD di Kabupaten Serang sudah mencapai 98 kasus.

Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang mengungkapkan penyebab tingginya kasus DBD lantaran hujan yang terus terjadi.

Baca Juga: Puluhan Warga Kabupaten Serang Terpapar DBD, Kasusnya Meningkat di 2024

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, kasus DBD dibandingkan tahun 2023 ada peningkatan pada awal tahun ini.

Hal itu terjadi karena saat ini musim hujan dan panas bergantian setiap hari.

"Itu mengakibatkan tempat perindunkan nyamuk jadi banyak kalau hujan terus menerus malah gak jadi perindunkan tapi ini hujan terang hujan terang itu jdi tempat perindunkan nyamuk banyak," ujarnya kepada Kabar Banten, Minggu 25 Februari 2024.

Ia mengatakan, pada Januari total ada 61 kasus dan Februari 37 kasus.

Sehingga sampai saat ini total sudah ada 98 kasus DBD.

"Dibandingkan tahun sebelumnya ada peningkatan, tahun lalu kan sebulan Januari hanya 30 kasus," ucapnya .

Istianah mengatakan, kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Ciomas dimana pada Januari ada 7 kasus dan Februari 4 kasus.

Bahkan ketika diperiksa jentik nyamuk dan yang sakit sangat banyak sisanya, sehingga terpaksa dilakukan foging.

"Foging hanya mematikan nyamuk dewasa, jentik dan telur nyamuk serta larva tidak mati dengan foging. Jadi kurang efektif tapi lumayan mematikan populasi nyamuk dewasa, kerugian nya karena ada insektisida itu juga dihirup kurang aman," katanya.

Kemudian kasus yang cukup tinggi juga terjadi di Petir dimana pada Januari 5 kasus Februari 1 kasus, Gunung sari Januari 3 kasus Februari 4 kasus, Cikande Januari 5 kasus Februari 4 kasus, Kragilan Januari 4 kasus Februari 1 kasus dan Tanara Januari 5 kasus Februari 2 kasus.

"Ciomas kapus sudah bergerak sosialisasi kepada masyarakat untuk cegah dengan PSN dan 3M plus," ucapnya .

Dia mengatakan hingga saat ini belum ada kasus kematian akibat DBD.

Sebelumnya sempat ada laporan satu namun ketika diselidiki bukan DBD diagnosanya.

Istianah mengatakan kasus DBD kebanyakan ditangani di rumah sakit apabila sudah kondisi trombosit dibawah 100 ribu. Sebab hal itu berisiko terjadi pendarahan di banyak organ.

"Kemudian biasanya mereka ada masa kritis tujuh hari rata rata yang sudah trombosit dibawah 100 ribu dirawatnya di RS. Karena pemeriksaan lebih lengkap sama pengelolaan lebih bagus," tuturnya.

Dirinya mengatakan upaya agar masyarakat terhindar dari DBD adalah yang terpenting. Pertama semua rumah harus bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan dan rumah masing masing melalui gerakan satu rumah satu jumantik atau Gesit.

"Jadi kalau semua rumah bertanggung jawab menjaga rumah dan lingkungannya tidak ada jentik nyamuk insyaAllah bisa mencegah penularan," ucapnya.

Sebab kata dia DBD menular hanya melalui gigitan nyamuk dan tidak menular secara langsung dari orang ke orang.

Apabila tidak ada vektor nyamuk tidak akan menular.

Oleh karena itu yang diberantas adalah nyamuk dan sarangnya.

"Yaitu melalui PSN atau pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yakni menutup tempat penyimpanan air supaya tidak menjadi sarang nyamuk, kemudian menguras bak mandi sampai disikat seminggu sekali karena masa metamorfosis nyamuk itu sepuluh hari, kemudian memanfaatkan barang bekas sehingga tidak menjadi tempat sarang nyamuk seperti botol bekas, kaleng bekas, itu kalau terbuka terisi air hujan dia bisa jadi sarang nyamuk. Satu kali bertelur bisa 200 butir telur," katanya.

Istianah mengatakan Abate juga masih diberikan. Sebab Abate masih efektif untuk memberantas nyamuk.

Baca Juga: Selama 2023, Ratusan Warga di Kota Serang Terjangkit DBD, 2 Diantaranya Meninggal

Abate sudah diberikan kepada puskesmas dan dilakukan maping daerah yang ada kasus dan dilakukan penyuluhan, penyelidikan epidemiologi.

"Dicari ada gak yang sakit serupa terus angka bebas jentik berapa persen termasuk pemberian Abate di tempat penampungan air yang tidak mungkin untuk dikuras," tuturnya.

Ia mengatakan, apabila menemukan pasien dengan kondisi dengan tinggi 2-7 hari terus menerus diberikan obat tidak turun, kemudian ada tanda pendarahan, bercak merah di kulit, atau mimisan, bab merah, atau dengan penurunan kesadaran diminta segera bawa ke fasyankes.

"Supaya tidak telat. DBD itu biasanya meninggal karena telat membawanya sudah sok kondisinya trombosit sudah sangat turun baru dibawa, sudah pendarahan dimana mana itu yang biasanya meninggal. Kalau ketemu dari awal belum pendarahan insya Allah sembuh," ucapnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x