Penampakan Awan Mirip Gelombang Tsunami di Langit Serang-Cilegon, Pertanda Apa?

- 3 Oktober 2020, 22:31 WIB
Penampakan awan Arcus di langit Serdang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Sabtu 3 Oktober 2020.
Penampakan awan Arcus di langit Serdang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Sabtu 3 Oktober 2020. /Dokumentasi Warga/

KABAR BANTEN - Fenomena awan mirip gelombang tinggi bak tsunami muncul di langit wilayah Serang dan Cilegon, Sabtu 3 Oktober 2020.

Penampakan 'awan tsunami' tersebut sontak membuat sejumlah warga terkejut dan mengabadikan fenomena langka tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.

Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Tangerang, Urip Setiyono menjelaskan, awan yang terlihat di sejumlah titik di wilayah Serang-Cilegon tersebut merupakan awan Arcus.

Awan tersebut, kata dia, menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir disekitar pertumbuhan awan.

"Bentuk awan tersebut juga dapat ditemukan diantara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus," kata Urip kepada Kabar Banten, Sabtu 3 Oktober 2020.

Baca Juga : Tiga Desa di Kabupaten Lebak Diterjang Banjir dan Longsor

Dia menjelaskan, keberadaan awan tersebut murni fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer.

"Dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis lainnya. Memang sangat jarang terjadi fenomena ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, kondisi awan Arcus tersebut memungkinkan bisa terbentuk, namun bukan dalam periode tahunan.

"Kalau kondisi proses terbentuknya memang memungkinkan awan tersebut bisa terbentuk jadi tidak serta-merta bisa disebut tahunan. Awan itu memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang atau ombak," ucapnya.

Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan masa udara yang lebih dingin dengan masa udara yang lebih hangat serta lembab.

"Sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang," tuturnya.

Baca Juga : Isu Tsunami di Selatan Jawa, Sekda Pandeglang Katakan Ini 

Senada dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Klas 1 Serang Tarjono yang menjelaskan bahwa fenomena awan hitam seperti gelombang air laut terkadi akibat adanya pertemuan udara dingin dan lembab.

"Jadi itu fenomena alam biasa awan seperti itu disebut shelf cloud. Terjadi karena bertemunya udara dingin dengan udara lembab yang hangat," ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak panik terhadap fenomena awan Arcus tersebut.

"Jadi masyarakat tidak perlu panik dan ketakutan yang berlebihan karena fenomena tersebut merupakan hal yang biasa atau lazim terjadi. Itu merupakan fenomena alam," katanya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x