Sejarah Menara Air Pandeglang dan Lebak, Cagar Budaya Peninggalan Kolonial Belanda

- 19 April 2024, 14:49 WIB
Potret bangunan Water Toren, Tempat Wisata Sejarah di Rangkasbitung/Tangkapan Layar/YouTube Hilda Rara
Potret bangunan Water Toren, Tempat Wisata Sejarah di Rangkasbitung/Tangkapan Layar/YouTube Hilda Rara /

Sedangkan bangunan bagian bawah terbuat dari batu kali yang disusun sedemikian rupa dan berdinding tebal, dibangun dengan menggunakan bahan dari batu andesit atau batu kali.

Sementara pada puncak bangunan terdapat ornamen persegi yang terbuat dari kaca. Pada sisi barat daya bangunan terdapat sebuah pintu masuk yang terdiri dari dua buah daun pintu berpanil kayu, dan pada bagian atasnya terdapat Puvenli berupa panil-panil kaca dengan bentuk lengkungan yang sempurna, bagian atasnya berbentuk lengkung sempurna atau setengah lingkaran.

Pintu ini merupakan akses untuk memasuki ruang mesin, sedangkan bagian atas digunakan untuk menampung air. Selain untuk mengairi kawasan Pemerintahan Pandeglang, torn air ini juga digunakan Belanda untuk mengairi pabrik minyak kopra milik Belanda di Rangkas Bitung.

Menurut Yana Heriana selaku Kabid kebudayaan pada Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, bangunan Menara Air PAndeglang ini sendiri sudah dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010, Tentang Cagar Budaya.

Meski sudah beberapa kali dilakukan pemugaran, namun bentuk bangunan Menara Air Pandeglang ini masih otentik seperti ketika awal pembangunannya. 

Bahkan banyak orang-orang yang sengaja datang untuk sekedar melihat dan menikmati bangunan bersejarah ini, sambil bersuap foto di depannya. Apalagi menara air tersebut sudah menjadi salah satu ikon dari Kabupaten Pandeglang. 

Dan selanjutnya air dari menara ini didistribusikan untuk warga wilayah Pandeglang dan warga Rangkas Bitung Kabupaten Lebak. Menara air fungsinya sebagai bak penampungan air untuk kemudian didistribusikan hingga ke wilayah Kabupaten Lebak.

Digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa di pabrikan mixed oil milik PT Semarang 01 yang diduga kuat milik Belanda kala itu, ungkap sejarawan Banten Dadan Sujana.

Dadan menerangkan bahwa berdasarkan dokumen dari Arsip Nasional yaitu Buku Perencanaan Pembangunan Industri Minyak Kelapa atau Kopra milik Belanda, Menara Air Pandeglang ini sangat penting bagi Pemerintah Hindia Belanda saat itu.

 Dadan bahkan mengatakan berdasarkan arsip serta dokumen yang dipelajarinya, menara air itu merupakan salah satu bangunan yang mempunyai peranan penting pada rentang waktu antara 1926 – 1931. 

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah