Pandemi Covid-19, Tingkat Kekerasan Perempuan dan Anak di Kota Cilegon Naik

- 4 November 2020, 07:02 WIB
stop kekerasan ilustrasi
stop kekerasan ilustrasi /

KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19 ternyata telah berdampak pada naiknya tingkat kekerasan pada perempuan dan anak di Kota Cilegon.

Kepala DP3AKB Kota Cilegon, Henny Anita Susila mengatakan, dampak dari belajar di rumah, PHK, kekurangan sandang dan papan, memicu tingkat stres.

“Dampak sosial dan ekonomi merupakan penyebab tertinggi naiknya angka kekerasan. Misalnya ada si ayah yang kena PHK, ini membuatnya menjadi sensitif. Sehingga perempuan yang ada di lingkungan keluarga menjadi rentan sebagai pelampiasan. Begitu pula anak,” ujar Henny, saat dihubungi melalui telepon genggam, Selasa, 3 November 2020.

Baca Juga : Penanganan dan Pendampingan Korban Kekerasan, Ini Yang Dilakukan DP3AKB Kota Cilegon

Berdasarkan data dari UPTD PPA Kota Cilegon, per 1 Januari 2020 hingga 26 Oktober 2020, tingkat kekerasan fisik terhadap perempuan dan anak di Kota Cilegon mencapai 21 kasus. Sementara kasus phisikis 71 kasus, kasus seksual 21 kasus, serta kasus penelataran sebanyak 24 kasus.

“Ini merupakan sisi lain yang muncul selama pandemi covid-19. Tampaknya perempuan dan anak semakin rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual, selama pandemi berlangsung,” ujar Henny.

Terkait hal ini, Anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon Ibrohim Aswadi mengatakan, imbas dari pandemi di masyarakat memang bukan hanya pada sektor kesehatan. Dampak sosial serta psikologi masyarakat pun cukup tinggi.

“Ini adalah dampak turunan dari pandemi covid-19. Pemerintah saya kira perlu pula mengalokasikan anggaran untuk penanganan hal itu,” tuturnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x