2020, Ekonomi Banten Penuh Tantangan

18 Desember 2019, 07:30 WIB
Ekonomi Ilustrasi

SERANG, (KB).- Perekonomian Banten pada 2020 akan semakin menarik dan penuh tantangan. Bahkan pertumbuhannya akan kurang menggembirakan sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Hal tersebut terungkap dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Perekonomian Banten 2020 Antara Peluang dan Tantangan" yang diadakan oleh Fraksi PKS DPRD Banten, di GSG Sekretariat DPRD Banten, Kota Serang, Selasa (17/12/2019).

Hadir sebagai narasumber Kepala BPS Provinsi Banten Adhi Wiriana, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten Erwin Soeriadimadja, Kepala Bappeda Provinsi Banten Muhtarom. Dalam kesempatan tersebut juga hadir Ketua DPW PKS Banten Sanuji Pentamarta dan sejumlah Anggota DPRD Banten Fraksi PKS.

Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, kondisi perekonomian Banten pada 2020 akan berdampak pada berbagai sektor salah satunya dunia industri. Untuk mengantisipasinya, pemerintah dapat menciptakan pengusaha baru, salah satunya dari kalangan anak muda.

"Jangan diarahkan mahasiswa ataupun lulusan SMK dan SMA, untuk menjadi buruh. Tetapi bagaimana caranya mendidik mereka menjadi pengusaha-pengusaha baru," katanya.

Kepala Bappeda Banten Muhtarom mengatakan, Banten memiliki sejumlah potensi perekonomian yang dapat dikembangkan. Rinciannya, Kota Serang memiliki potensi perdagangan, jasa, dan perikanan tangkap.

Kota Cilegon memiliki potensi industri pengolahan dan energi. Kabupaten Lebak dan Pandeglang memiliki potensi pertanian, perkebunan, dan potensi pariwisata.

Kemudian Kota Tangerang Selatan memiliki potensi real estate dan industri makanan, minuman serta pakaian jadi. Kota Tangerang memiliki potensi industri pengolahan. Kabupaten Tangerang memiliki potensi industri pengolahan alas kaki, dan sektor energi.

Kabupaten Serang memiliki potensi industri pengolahan alas kaki, pariwisata, perikanan, dan sektor energi.

"Potensi peluang investor membangun Banten di sektor industri sangat besar. Sebab, Banten menjadi urutan kedua tujuan investasi. Banten pun menjadi andalan ekspor industri alas kaki," ujarnya.

Potensi tersebut ditunjang dengan infrastruktur memadai, seperti bandara internasional dan pelabuhan.

"Potensi infrastruktur di Banten memiliki Bandara Soekarno Hatta, tidak kurang dari 62 juta orang menggunakan bandara itu. Pelabuhan Tanjung Priok, Krakatau Steel, dan lainnya," katanya.

Ia tak menampik, kondisi perekonomian di kabupaten/kota di Banten masih terjadi disparitas antara Banten wilayah selatan dan utara. Wilayah selatan Banten yang masih mengandalkan sektor pertanian memiliki tingkat kemiskinan yang relatif tinggi. Kondisi berbeda pada Banten bagia utara yang mengandalkan sektor industri pengolahan.

"Kemajuan daerah di Banten dipengaruhi oleh empat faktor. Di antaranya kesenjangan daerah, daya saing daerah, kemiskinan dan pengangguran, serta tata kelola pemerintahan," ujarnya.

Anggota DPRD Banten Fraksi PKS M Bonnie Mufidjar mengatakan, secara umum target perekonomain di Banten telah tercapai. Akan tetapi ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemprov, yaitu tingkat penggangguran.

"Namun kami juga saat reses mendapatkan berbagai macam suara masyarakat yang menyampaikan apa yang mereka rasakan terkait kesejahteraan mereka," tuturnya. (SN)*

Editor: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler