Masalah Umat Islam Kian Kompleks

- 27 September 2017, 20:40 WIB
diskusi MUI Banten
diskusi MUI Banten

SERANG, (KB).- Masalah yang dihadapi umat Islam di Banten semakin kompleks. Seiring dengan itu, tugas yang dihadapi Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga semakin berat. Demikian dikatakan pengasuh Pondok Pesantren Daar El Istiqomah KH. Sulaiman Ma'ruf dalam diskusi bertema “Metodologi pengkajian”, Rabu (27/9/2017). Kegiatan berlangsung di aula MUI Provinsi Banten, diikuti puluhan pengurus MUI kabupaten/ kota, PW NU Provinsi Banten, PW Muhammadiyah Provinsi Banten, PW Mathla’ul Anwar Provinsi Banten, PW Al Khairiyah Provinsi Banten, PW Persis Provinsi Banten, Dewan Dakwah Provinsi Banten, DMI Provinsi Banten, FSPP Provinsi Banten, ICMI Provinsi Banten, HBMI Provinsi Banten, MPII Provinsi Banten, Komisi Fatwa MUI, Direktur LPPOM, dan anggota Komisi Informasi MUI Provinsi Banten. “Problema di tengah umat semakin kompleks. MUI harus bergerak cepat membantu menyelesaikan PR keumatan tersebut,” kata Kiai Sulaeman Ma’ruf. Disebutkan, problema dimaksud antara lain aliran/sekte sesat, fenomena nabi palsu, diabolisme intelektual (ulama), liberalisme pemikiran, agama dan sekularisasi, pluralisme agama, masalah terorisme dan konsep jihad, serta feminisme dan gender. Menurut Kiai Sulaeman, MUI harus mengambil langkah strategis, antara lain mengadakan kajian dan dialog dwi mingguan (di kantor MUI provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan secara bergilir & berkesinambungan), sosialisasi SOP pengkajian dan penelitian MUI, identifikasi pemikiran, aliran-aliran menyimpang di Banten. Menyiapkan langkah strategis sebagai upaya untuk menanggulangi fenomena pemikiran, aliran/ gerakan sesat yang terus tumbuh dan berkembang di Banten, membikin draft pedoman penanganan, melakukan penanganan, pengawasan dan pembinaan komunitas aliran sesat di Banten, evaluasi kinerja, arsiparis dokumen kegiatan & kodifikasi hasil kajian. Penceramah lainnya, KH. A. Wahid Sahari, MA mengatakan MUI sebagai rumah besar ormas Islam Indonesia berfungsi sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’uma, dan cendikiawan muslim. MUI memiliki misi untuk menggerakkan perannya sebagai warosatul anbiya dalam memperjuangkan perubahan kehidupan  umat agar berjalan sesuai ajaran Islam dalam akidah, syariah, muamalah, dan akhlakul karimah. Hal itu untuk mewujudkan khoiru umah dalam membangun kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan yang harmonis dalam NKRI. “MUI harus senantiasa istikomah dalam melaksanakan misinya, walaupun dengan konsekuensi akan menerima kritik, tekanan  ancaman karena perjuangannya bertentangan dengan sebagian tradisi, budaya dan peradaban,” katanya. Sementara Dr. H. Sukron Makmu, LC, LML. Menegaskan, bahwa MUI harus memperkuat bidang penelitian. Sebab menurutnya, tidak ada bangsa yang maju tanpa tradisi penelitian. “Menjadi ulama intelek itu sangat penting. Sebab tugas ulama adalah menjelaskan realitas yang tidak dapat dimengerti oleh orang awam,” katanya. Kegiatan berlangsung sehari itu dibuka Ketua Umum MUI Provinsi Banten Dr. KH. M. Romly. (SY)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x